Kamis, 03 Januari 2019

Strategi J.Co Coffee & Donuts dalam Melakukan Ekspansi Ke Timur Tengah - Roudlotul Jannati Rochnadia Noorva Yudhitya


MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

STRATEGI PEMASARAN J.CO COFFEE & DONUTS
DALAM MELAKUKAN EKSPANSI KE TIMUR TENGAH
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Ikhwan Setiawan, S.E., M.T.




Disusun Oleh:
Roudlotul Jannati Rochnadia Noorva Yudhitya
S411708026



PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019


STRATEGI J.CO COFFEE & DONUTS
DALAM MELAKUKAN EKSPANSI KE TIMUR TENGAH

PENDAHULUAN
Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan dengan memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Tujuan tersebut menuntut tiap-tiap perusahaan untuk dapat menjalankan strategi tertentu dan kebijakan-kebijakan tertentu sehingga dapat tetap bersaing dan tetap eksis seiring dengan perkembangan zaman yang demikian pesat. Perusahaan di sektor makanan dan minuman pun tidak terlepas dari hal ini. Profit yang maksimal dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Salah satu cara untuk mencapai profit adalah melalui perluasan pangsa pasar. Seiring dengan era globalisasi dan mulai berkembangnya perdagangan bebas di hampir seluruh kawasan didunia maka tingkat persaingan dalam menguasai market share semakin tinggi. Perusahaan tidak hanya menghadapi para pesaing dari dalam negeri, tetapi juga yang datang dari mancanegara dengan berbagai keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Disisi lain, pasar pun semakin luas dan terbuka lebar. 
Industri bisnis makanan dan minuman saat ini berkembang sangat pesat, sehingga sudah menjadi hal yang lumrah bahwa persaingan didalamnya pun cukup ketat. Pasar makanan dan minuman global (food and beverage – F&B) telah mengalami pertumbuhan yang sehat selama sepuluh tahun terakhir dan ini diperkirakan akan terus berlanjut (Yates, 2017). Pasar makanan dan minuman global dihitung mencapai kisaran $ 5,6 triliun pada 2017. Wilayah Asia Pasifik merupakan wilayah terbesar dengan pangsa pasar di kisaran angka 35%, disusul oleh Amerika Serikat dengan pangsa pasar di atas 17%. Industri makanan dan minuman masih diprediksi untuk memiliki angka pertumbuhan yang bagus dalam lima tahun ke depan.
Salah satu pendorong utama untuk pasar makanan dan minuman adalah meningkatnya jumlah kafe. Konsep sosialisasi yang berkembang di kafe-kafe di kalangan kaum muda perkotaan diharapkan akan mendorong pasar selama beberapa periode kedepan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tahun 2014, lebih dari 54% populasi dunia tinggal di daerah perkotaan. Pertumbuhan masuknya orang ke daerah-daerah perkotaan dan demografis kalangan menengah yang besar secara substansial telah meningkatkan jumlah outlet layanan makanan. Selera yang bervariasi dan preferensi untuk berbagai jenis kopi premium telah lebih jauh menyebabkan munculnya kedai kopi khusus. Waralaba kafe terkemuka seperti Starbucks, Costa Coffee, dan Dunkin 'Brands membuka gerai mereka di banyak negara berkembang di Asia dan Amerika Selatan.
Tren terbaru yang mendapatkan perhatian di pasar adalah permintaan untuk inovasi dan penyesuaian dalam menu makanan. Pelanggan, saat ini, mencari kombinasi makanan dengan campuran rasa baru dan berani. Permintaan akan makanan inovatif dan eksotis terutama berasal dari kaum milenial.
Hal yang sama dialami industri waralaba.  Dipicu oleh reformasi pajak, deregulasi, dan ekonomi yang optimis, industri waralaba akan mengalami momentum kuat di masa mendatang. Laporan Franchise Business Outlook  dari The International Franchise Association, menunjukkan ekspansi industri waralaba akan tumbuh untuk tahun-tahun berikutnya. Data dari halaman website CNBC menyatakan bahwa perusahaan waralaba akan tumbuh sebesar 1,9 persen menjadi 759.000 lokasi setelah meningkat 1,6 persen pada 2017, sementara lapangan kerja akan meningkat 3,7 persen menjadi 8,1 juta pekerja setelah tumbuh 3,1 persen pada 2017.
Laporan Franchise Business Economic Outlook memperkirakan pertumbuhan waralaba pada tahun 2018 akan meningkat menjadi 3,7 persen dalam pekerjaan dan 6,2 persen dalam output. Untuk sektor bisnis kafe bar dan kedai kopi sendiri tumbuh pesat sebesar 16% selama lima tahun terakhir. Laporan ini tentu memberi keyakinan bagi para pemegang waralaba dan calon investor di bisnis waralaba bahwa pasar ini cukup kuat dan konsisten dengan peningkatan keseluruhan dalam produktivitas dan ekonomi.
Kondisi yang kondusif ini tentunya membuka peluang bagi para perusahaan yang ingin melakukan ekspansi ke manca negara. Sebagai bisnis waralaba Indonesia, J.CO bisa menggunakan kesempatan ini untuk perluasan market share. Waralaba internasional adalah cara strategis untuk mengurangi ketergantungan pada permintaan domestik dan menumbuhkan pusat pendapatan dan laba baru di masa depan di seluruh dunia. Memperluas merek secara global melalui waralaba memiliki risiko yang rendah, memerlukan investasi minimal, dan menawarkan potensi kenaikan besar untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan.
Menurut Kementrian Perindustrian, pelaku bisnis Indonesia harus mengubah titik fokus pasar ekspornya ke negara-negara lain yang berpeluang untuk dijadikan pasar ekspor baru. Hal ini sebagai langkah antisipasi dampak krisis yang tengah melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Dalam kasus ini,Timur Tengah dapat menjadi tujuan bisnis yang menjanjikan bagi sebuah merek franchise makanan dan minuman. Kawasan Timur Tengah merupakan salah satu kawasan di Asia Barat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia (Uni Emirat Arab, Qatar, Saudi Arabia, dan sebagainya) dan dalam dua dekade terakhir telah melakukan reformasi dan transformasi ekonomi cukup mendasar, sehingga tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru. Sebagai pasar yang penuh dinamika, melakukan ekspansi ke kawasan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pemasar global, khususnya yang berminat menjalankan ekspansi ke Timur Tengah seperti J.CO Coffee & Donuts.

Profil Perusahaan
J.CO Donuts & Coffee merupakan kafe restoran dan waralaba asli Indonesia yang berspesialisasi dalam bidang food and beverage, khususnya donat, kopi, dan frozen yogurt. Perusahaan ini dimiliki dan dikelola oleh Johnny Andrean Group, dan didirikan pada tahun 2005.
J.Co merupakan jaringan bisnis dengan perkembangan tercepat di Indonesia, dengan 236 cabang toko yang dibuka sejak tahun berdirinya. Merek ini telah berhasil menembus pasar lokal di Indonesia melawan merek Krispy Kreme dan Dunkin Donuts untuk menjadi salah satu pemimpin pasar untuk donat dan kopi.
Dalam hal pertumbuhan internasional, mereka telah dengan cepat memperluas rantai toko mereka ke seluruh negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Hong Kong sehingga jumlah total toko menjadi lebih dari 275 cabang pada 2017.
J.CO membuka cabang pertamanya di Malaysia pada tahun 2007 dan telah memiliki sejumlah 17 toko pada tahun 2017. Di Singapura, mereka membuka cabang pertama pada tahun 2008 dengan total 3 toko. Pada 2012, J.CO memasuki Filipina, dan pada tahun 2017 telah memiliki 44 toko. Yang terbaru, J.CO membuka cabang pertamanya di Hong Kong pada Desember 2016 silam.

Visi dan Misi
Burung Merak pada logo J.CO Donuts & Coffee merupakan representasi visi dan misi perusahaan. Visi perusahaan antara lain:
¨        Membentuk J.CO Donuts & Coffee sebagai International Premium Donuts and Coffee Brand terkemuka
¨        Menjadi trend-setting lifestyle dalam donuts and coffee brand
¨        Menjadi perusahaan yang tepat bagi orang-orang yang tepat dalam meraih cita-cita mereka.
Sementara misi yang diususng oleh J.CO adalah sebagai berikut:
¨        Menyediakan kualitas premium donat dan kopi
¨        Mendorong karyawan dalam meraih cita-cita
¨        Menempatkan pelanggan sebagai prioritas
¨        Berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan sungguh-sungguh
¨        Menyediakan tempat yang sempurna untuk bersantai
¨        Memperlakukan setiap orang dengan hormat dan bermartabat
Filosofi Logo
Beberapa mengatakan logo J. CO Donuts & Coffee mirip dengan logo Starbucks. Batas melingkar mungkin sama, tapi bukan merek dagang. J CO Donuts & Coffee menggunakan simbol Merak dalam logo mereka. Merak di sini melambangkan keindahan, elegan, lembut dan keabadian. Memilih gambar merak dalam bulatan, J.CO tidak ingin terlihat angkuh di mata konsumen. Adanya warna cokelat, sebagai warm colour lebih menginginkan J.CO terlihat hangat. Sementara warna oranye merepresentasikan kedinamisan.



Sejarah Berdirinya J.Co Donut & Coffee
J.Co Donut & Coffee didirikan oleh salah seorang pengusaha salon asli Indonesia bernama Johnny Andrean. Ide untuk mendirikan J.Co Donut & Coffee berawal dari kebiasaan Johnny yang sering melakukan perjalanan bisnis ke Amerika Serikat. Kala itu Johnny gemar mencicipi berbagai donat khas Amerika. Dari kegemarannya tersebut, Johnny mulai terinspirasi untuk memulai bisnis donat khas Amerika.
Dari ide bisnis donat tersebut, awalnya Johnny berniat untuk menjalin kerjasama dengan waralaba donat asli Amerika. Namun ternyata harapan tersebut tak jadi diwujudkan karena adanya keterbatasan seputar varian produk dan proses pemantauan kualitas. Akhirnya Johnny Andrean memutuskan untuk memulai bisnis donatnya secara independen.
Johnny membutuhkan tiga tahun sebelum meluncurkan J.Co Donuts & Coffee ke pasar Indonesia. Tiga tahun digunakannya untuk mempersiapkan standar dan prosedur produksi, pemilihan bahan baku, memperbaiki mutu dan proses produksi produk, serta operasional bisnis.
Konsep J.Co Donut & Coffee
Proses pengembangan ide dan inovasi  J.Co Donut & Coffee berlangsung dalam waktu yang lama, kurang lebih sekitar 3 tahun sebelum gerai pertamanya dibuka. Dalam kurun waktu 3 tahun tersebut, Johnny berusaha melakukan riset, survey pasar dan sampling mengenai produk donat seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia. J.Co Donut & Coffee juga menggunakan logo berbentuk burung merak dengan warna coklat dan orange yang dominan sebagai simbol dari keindahan, kelembutan, keabadian dan segala maksud-maksud baik demi pencapaian tujuan bisnis yang bisa berkembang di masa depan.
Kala mengumpulkan riset mengenai gerai donat modern, Johnny juga menemukan fakta bahwa belum ada 1 pun gerai donat di Indonesia yang memiliki konsep open kitchen. Hal ini membuat Johnny ingin mengusung konsep open kitchen agar para pelanggan dapat menyaksikan langsung proses pembuatan donat yang higienis, menggunakan bahan-bahan berkualitas dan mengagumkan.
Seluruh mesin-mesin pembuat donat diimpor dari mancanegara, dan begitu pula dengan lebih dari 50% bahan baku donat. Johnny memilih untuk mengimpor bahan baku tersebut dari negara-negara penghasil komoditi terbaik demi menjaga kualitas bisnis donatnya. Misalnya saja coklat yang diimpor langsung dari Belgia dan susu yang diimpor dari Selandia Baru. Sementara untuk urusan bubuk kopi juga diimpor dari Costa Rica sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia.
Citra J.Co sengaja dibangun seperti toko donat dan kopi di luar negeri. Jika melihat J.CoDonuts & Coffee akan terasa seolah-olah donatnya berasal dari luar negri, padahal murni buatan lokal. Ini dilakukan untuk memberi kesan global dan international brand sehingga di belahan dunia manapun, J.Co akan lebih mudah diterima.
Gerai J.Co Pertama Kali
Setelah melalui serangkaian proses panjang untuk mematangkan konsep bisnisnya, akhirnya pada 26 Juni 2005 gerai J.Co Donut & Coffee yang pertama resmi di buka di kawasan Supermal Karawaci, Tangerang. Ternyata konsep bisnis gerai donat modern ini mampu menarik perhatian dan minat masyarakat. Outlet J.Co Donut & Coffee selalu dipadati oleh pengunjung yang penasaran atau ketagihan mencicipi kelezatan donat kelas premium.
Keberhasilan J.Co Donut & Coffee kemudian mengiringi pembukaan gerai-gerai J.Co Donut & Coffee di daerah lainnya. Dalam waktu 1 tahun saja, J.Co Donut & Coffee sudah berhasil membuka 16 gerai dengan jumlah karyawan gerai mencapai 450 orang. Beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dan Pekanbaru sudah berkesempatan mencicipi kelezatan donat ala J.Co Donut & Coffee yang begitu melegenda.
Pada tahun 2007, J.Co Donut & Coffee bahkan sudah mengupayakan go internasional dengan beberapa negara tujuan seperti Singapura, Australia dan Hongkong. Kini kesuksesan J.Co Donut & Coffee sebagai salah satu perusahaan kuliner asli Indonesia sudah banyak menginspirasi munculnya beragam gerai donat modern lainnya.
Meskipun membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk merintis J.Co Donut & Coffee, namun riset dan pembelajaran yang mendalam dapat dipahami sebagai salah satu kunci kesuksesan suatu bisnis.
Produk J.Co Donut & Coffee
Varian rasa donat J.CO dinamai menggunakan eponim atau permainan kata-kata seperti plesetan. Salah satu contohnya adalah Alcapone, rasa donat paling populer, terinspirasi oleh gangster Amerika yang paling terkenal,yaitu Al Capone. Pada 2017, perusahaan ini telah meluncurkan lebih dari 45 rasa, beberapa di antaranya terinspirasi oleh selera lokal seperti donat klepon yang diberi nama Kleponite dan donat pandan yang mengusung nama Peterpandan.
J.CO menawarkan pula beberapa produk pelengkap termasuk J.CRONUT (donat croissant), J.POPS (donat ukuran mini bite), J.CLUB (sandwich donat), J.COOL (yogurt beku), serta pilihan kue, sandwich, dan salad. Selain donat, J.CO juga menyediakan minuman kopi yang mengunakaan biji kopi yang berasal dari Brasil, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala dan Indonesia. J.COFFEE menyajikan berbagai minuman kopi mulai dari klasik hingga ice blend.



Pelayanan J.CO Donuts & Coffee
Layanan J.CO Donuts & Coffee Pesan Antar
J.CO Home Delivery adalah salah satu bentuk layanan J.CO kepada customer dalam memenuhi kebutuhan konsumsi berbagai acara keluarga atau kantor mulai reuni, arisan, pesta, bazzar, dan lain-lain, kapan dan dimana saja. Customer dapat melakukan pesanan delivery melalui hotline J.CO di 1-500-377 dengan cara memberikan nama lengkap, alamat dan pesanan anda (bebas memilih donat yang anda nikmati) dalam jumlah tertentu minimal pemesanan 2 lusin dan maksimal 6 lusin, dan bisa di antar ke tempat yang diminta dengan biaya pengiriman Rp 10.000,- per tujuan. Paket khusus yang J.CO tawarkan khusus untuk mengakomodir request untuk rapat, arisan ulang tahun, dan lain-lain.
Layanan Hello J.Co
Hello J.Co merupakan bentuk media komunikasi yang disediakan pihak J.CO untuk memfasilitasi penyampaian pertanyaan, komplain maupun komentar lainnya yang berkaitan dengan J.CO, kapan dan di mana saja via telepon, web, atau email.
Program J.CO Donuts & Coffee
J.CO memiliki program-program khusus yang dilakukan bersama komunitasnya seperti J.CO Safari yaitu program field trip dan pengalaman mempelajari pembuatan donat, J.CO Reach Out yaitu program pengumpulan dana untuk institusi atau sekolah yang membutuhkan dana.
Jaminan Halal Untuk Produk
Kehalalan suatu makanan merupakan kata kunci bagi masyarakat Indonesia dalam memilih makanan dan restoran. Makanan tidak lagi sekedar nikmat dan bersih, tapi juga harus bersertifikat halal. Rasa nyaman saat menyantap makanan menjadi hal yang sangat penting. Hal ini diwujudkan J.CO Donuts&Coffee dengan komitmen menyajikan produk yang nikmat, berkualitas dan halal.
Saat ini J.CO Donuts & Coffee sudah mendapatkan sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia serta Islamic Food Research Center Malaysia & Asia. Dapat dijelaskan bahwa seluruh produk yang digunakan di setiap gerai dari proses pembuatan, pengepakan, pengiriman, pemasakan hingga penyajian seluruh produknya dilakukan secara higienis dan telah distandarisasi diseluruh negara baik di Indonesia, Malaysia, Singapore ataupun negara-negara lainnya. Bahan-bahan dasar yang digunakan adalah halal.
Produk yang disajikan J.CO Donuts & Coffee di seluruh Indonesia adalah halal. Hal tersebut adalah komitmen J.CO Donuts & Coffee yang akan terus dipegang teguh. Khususnya konsumen muslim, akan semakin nyaman dan tak ragu-ragu menyantap produk nikmat J.CO Donuts & Coffee.
PEMBAHASAN
Dasar keberhasilan program pemasaran global adalah pemahaman yang mendalam akan disiplin ilmu pemasaran. Pemasaran adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah organisasi terhadap kesempatan dan kebutuhan lingkungan. Fakta yang utama dan paling fundamental adalah bahwa pemasaran merupakan disiplin universal. Disiplin pemasaran dapat ditemui di setiap negara. Walaupun pemasaran bersifat universal, kebiasaan pemasaran tentu bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Di lingkungan global, pemasaran memiliki arti yang lebih khusus. Tugas penting dalam pemasaran global adalah untuk memahami sampai sejauh maka rencana pemasaran dan program dapat diperluas diseluruh dunia serta sejauh mana mereka dapat diadaptasikan. Cara perusahaan dalam melakukan hal ini adalah dengan refleksi dari Global Marketing Strategy.
Pasar Timur Tengah
Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis, dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur, dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Media, dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir.
Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku, dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi, dan suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki.
Kawasan Timur Tengah merupakan salah satu wilayah yang memliki potensi yang besar jika dilihat dari sudut pandang geopolitik dan geostrateginya. Kita mengenal kawasan ini sebagai regime yang sangat menarik perhatian di berbagai belahan dunia, khususnya bagi bangsa barat sendiri. Ada banyak faktor yang membuat kawasan Timur Tengah ini menjadi rebutan bangsa-bangsa besar seperti Amerika, Inggris dan Prancis. Terdapat banyak keistimewaan yang terkandung di dalamnya, yaitu diantaranya Timur Tengah jika dilihat dari segi geografisnya memiliki letak yang sangat strategis, dimana wilayah ini menjadi "jembatan" untuk menghubungkan tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Sehingga jika negara-negara besar tersebut dapat menguasainya maka akan memiliki akses yang cukup luas untuk mengontrol perkembangan yang terjadi diantara ketiga benua tersebut secara lebih dekat dan dapat lebih cepat dalam mengatasi atau mengantisipasinya, selain itu juga semakin mempermudah dalam melakukan perdagangan lintas benua.
Perilaku Masyarakat Timur Tengah
Kondisi di wilayah Timur Tengar terbilang sangat dinamis. Politik, budaya, dan bisnis sangat berubah-ubah di wilayah ini. Penduduk dan budaya kawasan itu sendiri cukup beragam, berisi 17 negara dan lebih dari 20 bahasa, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan gambaran yang koheren tentang bagaimana Timur Tengah berkembang dan apa artinya perubahan ini. Di daerah yang begitu dinamis dan beragam tersebut, memunculkan sebuah tantangan bagi pemasar global untuk dapat menggambarkan dan memahami perilaku "konsumen Timur Tengah" serta motivasi mereka.
Konsumen Timur Tengah merupakan kosnumen yang unik dan mungkin perlu perlakuan yang berbeda diandingkan konsumen di belahan dunia lain. Berikut ini merupakan beberapa perilaku, sifat, karakteristik, dan demografi konsumen dari konsumen Arab Timur Tengah yang membedakan mereka dari konsumen di bagian lain dunia.
v  Orang Timur Tengah sangat sadar akan merek.
Banyak negara Arab telah dibombardir dengan produk-produk berkualitas rendah dari Cina dan negara-negara lain selama dua dekade terakhir dan merek adalah cara yang jelas dan sederhana untuk menegaskan konsumen bahwa suatu produk yang berkualitas tinggi. Selain itu, bagi masyarakat ini, merek menunjukkan status seseorang. Meskipun ini mungkin berlaku juga di negara-negara lain di seluruh dunia, orang Timur Tengah menetapkan status untuk merek dalam segala hal mulai dari mobil hingga pakaian hingga ponsel pintar.
v  Membeli barang merupakan kegiatan yang sangat sosial di kalangan orang Timur Tengah.
Orang Arab berfokus pada rekomendasi teman akan suatu produk. Untuk sebuah merek, hal ini dapat berarti bahwa meskipun cukup sulit untuk menembus pasar timur tengah, namun begitu sudah berada di sana, sebuah merek mungkin dapat untuk memiliki pengikut yang setia untuk beberapa waktu kedepan. Orang Arab juga akan sering membeli dari pemilik toko lokal di lingkungan mereka meskipun mereka mungkin dapat menemukan harga yang jauh lebih rendah di tempat lain. Jaringan media sosial juga sangat populer di wilayah ini.
v  Simbol status merupakan hal yang penting.
Biasanya sebuah merek atau produk simbol status tertentu harus ada selama beberapa saat sebelum menjadi simbol status. Banyak produk dan merek kelas atas yang menyampaikan status di negara lain mungkin tidak cukup kuat di beberapa pasar Arab untuk menegaskan status tertentu.
v  Tidak ada kepraktisan.
Di banyak negara Timur Tengah konsumen melakukan pembelian berdasarkan faktor-faktor yang mungkin tidak praktis. Di Lebanon misalnya, banyak orang yang hanya akan memiliki satu pakaian mahal daripada memiliki beberapa pakaian yang lebih murah. Ini mungkin kembali terkait dengan status. Contoh lain termasuk pembelian ponsel di luar kemampuan mereka setiap 6 bulan atau lebih. Orang kaya dapat membuat plat emas mobil hanya untuk pamer. Sekali lagi ini adalah stereotip umum dan tidak berlaku untuk semua orang di masyarakat tetapi merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.
v  Orang Arab mungkin perlu menyentuh sebelum mereka membeli.
Bagi banyak orang Arab mereka terbiasa membeli barang secara langsung melalui seseorang yang mereka kenal. Karena sebagian besar orang Arab belum membeli apa pun secara online, mereka tidak terbiasa membayar untuk produk yang belum mereka lihat. Ada beberapa cara agar merek dapat membantu memudahkan transisi bagi konsumen jenis ini. Customer support dapat membantu kondisi ini, misalnya menawarkan Cash on Delivery (COD). Di Arab Saudi misalnya hingga 75% dari transaksi online lokal berupa COD. Memiliki penutur bahasa Arab yang siap menerima telepon dari pelanggan yang baru membeli secara online akan memberikan rasa aman kepada penelepon dalam membeli produk. Gambar berkualitas tinggi dan video produk dapat membantu pelanggan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang akan mereka dapatkan. Memiliki kebijakan pengembalian juga diperlukan. Bersedialah untuk bekerja ekstra untuk mendukung pelanggan dengan beberapa pembelian pertama mereka. Kebanyakan perusahaan meremehkan kekuatan loyalitas merek dalam budaya ini. Membantu pelanggan dengan pembelian pertama mereka dapat memunculkan pelanggan seumur hidup yang bernilai bagi perusahaan.
v  Pengembalian barang dagangan relatif baru di wilayah ini.
Banyak toko retail di Timur Tengah masih tidak memberikan kemampuan untuk mengembalikan atau menukar produk. Ini berarti bahwa sering kali pelanggan akan berpikir beberapa kali sebelum melakukan pembelian besar karena mereka tahu mereka tidak dapat kembali pada keputusan mereka. Pengecer online harus memahami hal ini dan meresponsnya.
v  Orang Arab menyukai window shopping dan berdebat tentang membeli sesuatu untuk waktu yang lama.
Berbelanja adalah hobi nasional di beberapa negara. Jangan berharap model pemasaran respons langsung berfungsi di banyak situasi di kawasan ini. Pemasaran ke konsumen ini harus mencakup semua langkah dalam saluran konversi dari pengenalan, untuk menindaklanjuti, untuk menutup penjualan, untuk membuat mereka menjadi pelanggan tetap.
v  Fashion sangat populer di Timur Tengah.
Bahkan ada majalah, blog, dan forum online yang berlimpah yang mengikuti industri mode dengan cermat. Orang Arab peduli dengan mode, entah ini hanya sebuah simbol status atau terdapat motivasi lain. Fashion menentang norma-norma global di negara-negara teluk di mana wanita membeli gaun merek desainer mahal meskipun mereka tidak akan dilihat oleh pria di depan umum di luar keluarga dekat mereka. Banyak nama-nama merek mewah di dunia mode telah membuat jalan yang kuat di dalam budaya Timur Tengah.
v  Eat what pleases you but wear what pleases others” (Makanlah apa yang menyenangkan hatimu, tetapi kenakanlah apa yang menyenangkan orang lain).
Pepatah populer di Timur Tengah ini menyampaikan bahwa citra sangat penting. Meskipun dalam beberapa budaya mungkin tidak sopan untuk menolak makanan yang disiapkan untuk Anda, akan lebih memalukan untuk memakai apa yang tidak disukai orang lain di depan umum.
v  Tawar-menawar adalah bagian penting dari budaya Timur Tengah.
Ada rasa kebanggaan dan martabat yang kuat karena mampu menegosiasikan harga yang lebih baik. Kesalahan yang dilakukan banyak perusahaan adalah berasumsi bahwa orang Arab akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan harga terbaik. Namun, aspek penting dari tawar-menawar dalam budaya ini adalah lebih banyak tentang konsumen merasakan kebanggaan pada kenyataan bahwa mereka mendapat special deal atau special treatment. Terkadang diskon kecil atau hadiah tambahan dapat membantu konsumen pulang dengan rasa bangga dalam mendapatkan kesepakatan yang optimal.
v  Aspek penting dari budaya Timur Tengah adalah kehormatan dan rasa malu.
Berasal dari unsur-unsur yang tersisa dari budaya suku Arab, pandangan terhadap suatu keluarga di masyarakat menjadi hal yang penting agar dapat melakukan bisnis di dalam masyarakat. Membawa kehormatan kepada keluarga memberikan lebih banyak kekuatan, pengaruh, dan peluang dalam masyarakat, dan begitu pula sebaliknya. Maka, menghindari perilaku yang mungkin dapat mempermalukan pelanggan dan mencari peluang untuk membawa kehormatan bagi pelanggan dapat berdampak positif pada bisnis perusahaan. Merek yang terlibat di jaringan media sosial seperti Facebook di wilayah tersebut harus memastikan mereka menghindari melakukan atau mengatakan apa pun yang dapat membuat malu pelanggan. Di sisi lain, melakukan hal-hal yang memberikan penghargaan kepada pelanggan seperti penghargaan "customer of the month" dapat membantu meningkatkan kesuksesan jangka panjang bisnis.
v  Aspek lain dari konsumen Timur Tengah yang pentimg dipertimbangkan adalah agama.
Agama adalah bagian yang sangat penting dari sebagian besar negara-negara Timur Tengah. Banyak toko yang tutup pada waktu-waktu shalat dan pedagang setempat banyak yang memutar ayat-ayat suci Al-Qur’an di toko-toko mereka. Ucapan salam dan frase percakapan sehari-hari juga bernuansa islami. Agar bisa berhasil dalam berbisnis di Timur Tengah, aspek agama tidak bisa diabaikan. Perusahaan harus mempertimbangkan semua hal yang mereka lakukan untuk menghormati dan menghargai budaya dan adat masyarakat setempat.
v  Bahasa Arab.
Jangan lupa tentang bahasa. Orang Arab cenderung membeli dari perusahaan yang berbicara dalam bahasa mereka. Perusahaan telepon seluler seperti Nokia dan Blackberry telah mengembangkan basis pelanggan setia yang kuat di wilayah ini dengan memberikan dukungan bahasa Arab yang unggul sebelum munculnya Apple dan Android. Sampai hari ini ada banyak aspek penggunaan bahasa Arab di komputer Mac yang tidak ideal yang menyebabkan Apple kehilangan pangsa pasar di wilayah ini. Perusahaan yang ingin memanfaatkan peluang dan industri baru dengan persaingan terbatas di kawasan ini harus mempertimbangkan bahasa sebagai prioritas utama untuk memenangkan pelanggan baru.
v  Usia juga merupakan pertimbangan penting.
Di sebagian besar negara-negara Arab, sebagian besar segmen masyarakat, jika tidak mayoritas, adalah di bawah usia 25 tahun. Di banyak negara ini berasal dari keluarga besar. Pemuda tidak boleh diabaikan tetapi penting juga untuk mempertimbangkan anggota masyarakat yang lebih tua, karena mereka biasanya memiliki daya beli dalam keluarga.
Membaurkan pemahaman tentang sifat-sifat dan aspek-aspek konsumen di Timur Tengah merupakan hal yang penting bagi keberhasilan organisasi yang ingin melakukan bisnis di wilayah ini. Meskipun banyak dari sifat-sifat diatas merupakan generalisasi yang luas dan tidak semua anggota masyarakat mencerminkan sifat-sifat ini.
Pemasaran di Lingkungan Timur Tengah
Saat ini, pemasaran di Timur Tengah menjadi topik yang dibicarakan semua orang. Wilayah Timur Tengah sedang berkembang pesat, terutama dalam 2-3 tahun terakhir, dan menjadi sangat terpengaruh oleh tren global seperti e-commerce, kewirausahaan bisnis, pengaruh media dan mode, serta produk merek ternama. Kawasan ini menjadi pasar potensial yang muncul dengan cepat dan menarik minat semua pemasar di seluruh dunia. Tentu saja terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan di pasar Timur Tengah yang perlu dipertimbangkan pemasar global. Ahmad (2018) menyebutkan sejumlah keuntungan bagi akivitas pemasaran di wilayah teluk Timur Tengah.
1.        Timur Tengah merupakan pasar yang sangat luas
Timur Tengah berkembang sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat dan menjadi lebih menarik karena beberapa faktor utama, yaitu:
·           Struktur demografis wilayah ini memainkan peran besar dengan sekitar setengah dari populasi di negara-negara Timur Tengah saat ini berusia di bawah dua puluh lima tahun.
·           Segmen muda menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial daripada rata-rata global lainnya yang memberikan peluang besar bagi pemasar untuk menggunakan media sosial dan pemasaran terutama untuk bisnis seperti produk sehari-hari, makanan & minuman, dan hiburan.
·           Di wilayah Teluk, banyak dari konsumen yang lebih muda ini adalah profesional yang kaya, dan ini menghadirkan pasar besar untuk merek-merek mewah dan elektronik.
Meskipun beberapa negara di kawasan ini menghadapi ketidakstabilan ekonomi, pasar masih memiliki pajak yang rendah dibandingkan dengan pasar Eropa. Wilayah ini memiliki pengeluaran tertinggi untuk kosmetik dan selera untuk produk kecantikan dan fashion semakin besar.
2.        Mudah di segmentasikan
Konsumen Arab relatif mudah untuk disegmentasikan dan diidentifikasikan karakteristik konsumennya. Namun menggunakan survei tradisional bukanlah metode yang dianjurkan. Bangsa Arab, secara umum, lebih konservatif dalam menyampaikan feedback mereka.
Memantau tren dan menelusur engagement konsumen di media sosial adalah taktik yang lebih efektif untuk menentukan motivasi utama bagi pelanggan potensial. Selain itu, pendekatan berbasis data yang tepat pasti bisa memberi insight yang dibutuhkan perusahaan.
Terakhir, perlu untuk melokalkan tidak hanya konten pemasaran dan kampanye perusahaan, tetapi juga strategi dan merek untuk dapat menjangkau segmen yang dituju. Jika tidak memiliki penduduk lokal yang menyusun pesan pemasaran, maka perusahaan perlu merekrut seseorang yang ahli dengan budaya, bahasa gaul, dan tren lokal.
3.        Taktik pemasaran umum menjadi strategi yang efektif
Beberapa brand ternama yang telah lama bertahan di kawasan ini menggunakan taktik pemasaran yang sama, dah hal tersebut masih berhasil. Perusahaan-perusahaan ini tidak mengubah taktik mereka, tetapi mereka menyesuaikannya agar sesuai dengan platform media digital yang berkembang.
Periklanan umum dan taktik kampanye masih efektif untuk konsumen massal di Timur Tengah. Konsumen di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh media dan kampanye massa atas pengalaman yang dipersonalisasi. Kampanye viral sangat efektif dalam membentuk kebiasaan konsumen dan berfungsi untuk merek besar, produksi media, dan bahkan politisi.
Disisi lain, terdapat beberapa kekurangan jika ingin melakukan kegiatan pemasaran di kawasan ini, yaitu sebagai berikut:
1.        Kekhawatiran sosial
Ada satu faktor penting yang perlu di pahami sepenuhnya tentang konsumen Arab. Orang Arab sangat dipengaruhi oleh masalah sosial. Seperti yang disebutkan sebelumnya, mereka biasanya cenderung membeli barang-barang yang direkomendasikan oleh lingkaran teman dan keluarga mereka dengan sedikit upaya mengeksplorasi fitur-fitur tertentu dari suatu produk. Tidak hanya itu, mereka juga cenderung membeli produk untuk mendapatkan penampilan kelas sosial yang lebih tinggi.
Mayoritas konsumen di Timur Tengah terjebak dalam merek terkini yang modis dan sangat ingin menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu. Mereka kurang mampu untuk memilih berdasarkan pada kebutuhan individu mereka karena hal ini dapat menyebabkan gunjingan oleh masyarakat dan lingkaran teman-teman mereka. Mempertahankan citra sosial tertentu adalah masalah besar terselubung yang sangat mempengaruhi kebiasaan konsumen di wilayah tersebut. Maka, jika perusahaan menjual produk dengan kualitas tinggi tetapi itu bukan produk trendi yang modis, maka perusahaan akan perlu berjuang mati-matian.
Oleh karena itu, suatu bisnis atau merek perlu untuk mencoba membangun sekelompok pelanggan setia dan membuat kampanye personal. Buat konsumen merasa eksklusif dan beri mereka perhatian yang mereka inginkan. Perusahaanharus berfokus pada bagaimana memposisikan mereknya di pasar dan menggunakan materi pemasaran yang luar biasa seperti video berkualitas tinggi. Tumbuhkan segmen secara bertahap menggunakan keterlibatan media sosial yang efektif dan jangan pernah lupa untuk mempertahankan customer support yang memadai.
2.        Kurangnya standar
Beberapa pasar yang mature masih memiliki konsumen yang membaca dan memeriksa spesifikasi dan membandingkan sebelum mereka membuat keputusan dan pembelian. Wilayah ini dianggap sebagai salah satu pasar berkembang dengan tidak adanya pemikiran kritis dan praktik perbandingan produk. Riset pada situs web e-commerce di Timur Tengah menunjukkan bahwa ulasan produk sangatlah minim dibandingan dengan pasar negara lain (Ahmad, 2018).
Branding dan pesan pemasaran adalah materi pemasaran yang paling sensitif yang perlu dipertimbangkan ketika merilis produk untuk orang Arab. Perusahaan perlu membangun kampanye yang akan membuat mereknya menonjol di pasar serta perlu memberikan unique selling point. Halaman website harus menampilkan pesan yang sangat jelas di awal dan menghindari deskripsi panjang yang tidak relevan.
3.      Konsumerisme mencapai puncaknya
Konsumerisme secara drastis mengubah gaya hidup konsumen lokal di negara-negara Arab. Masyarakat yang mengkonsumsi lebih banyak mungkin terdengar seperti peluang besar bagi suatu bisnis, tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Merek-merek yang sudah mapan akan menyerap pertumbuhan ini dengan memproduksi berbagai produk dan mengakuisisi perusahaan kecil.
Selama bertahun-tahun para investor lokal memenuhi mal-mal, rak-rak toko dan papan reklame jalan dengan merek-merek Barat, dan bukannya memberikan alternatif produk lain bagi para konsumen Timur Tengah. Perusahaan-perusahaan lokal terbesar berinvestasi dan berkembang dengan merek-merek seperti Carrefour dan IKEA. Amazon mengakuisisi Souq.com dan mendominasi e-commerce di wilayah tersebut.
Hal ini merupakan fakta buruk tentang pasar Timur Tengah, dimana konsumen dikelilingi oleh merek-merek besar yang didanai secara besar-besaran oleh investor lokal. Konsumen pada akhirnya akan mengkonsumsi lebih banyak barang yang sama atau merek yang sama alih-alih terbuka terhadap alternatif dan pengalaman baru.
Perusahaan sebaiknya tidak tertipu oleh angka awal tentang ukuran pasar untuk jasa atau industri mereka, dan jangan meluncurkan model bisnis dan strategi pemasaran berdasarkan angka tersebut. Jika perusahaan tidak menggali lebih dalam wawasan pasar dan menyesuaikan strategi dengan mempertimbangkan konsumen yang sensitif terhadap harga, perusahaan bisa kehilangan banyak waktu dan sumber daya.
Konsumerisme juga mengubah gaya hidup konsumen dan alih-alih memuaskan kebutuhan masyarakat, ia membangun kebutuhan komersial dan keinginan untuk menjaga pertumbuhan produksi. Di negara seperti Lebanon, Anda akan melihat bahwa beberapa konsumen cenderung membeli sepotong pakaian bermerek alih-alih membeli varietas pakaian biasa. Di Mesir, beberapa akan membeli iPhone walaupun itu di luar kemampuan mereka.
4.        Dikendalikan oleh merek
Merek berubah menjadi simbol gaya hidup dan eksklusivitas di kawasan Timur Tengah. Investasi besar dan iklan besar-besaran dari merek ternama membuat merek lokal kehilangan sebagian besar pangsa pasar. Beberapa merek lokal mulai mengubah strategi mereka dan mencoba menjadi lebih terspesialisasi dan terlokalisasi tetapi kenyataannya banyak dari mereka yang tergerus kerasnya persaingan.
Beberapa peneletian pasar menemukan bahwa konsumen lokal lebih tertarik dengan merek internasional. Banyak masyarakat yang menggunakan barang bermerek tiruan daripada merek original yang lebih terjangkau, sehingga menyebabkan merek lokal bersusah payah untuk bersaing terutama di industri kecantikan, fashion, dan retail.

Analisis SWOT
 Dalam dinamika persaingan suatu industri, strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus disesuaikan tidak hanya pada sasaran konsumen saja, akan tetapi juga pada para pesaing yang juga mengincar pangsa pasar yang ada. Sebelum menetapkan strategi, perusahaan hendaknya lebih dulu melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (opportunity) dan tantangan (threat).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, yang mendukung dan yang kurang mendukung, dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Berikut ini dipaparkan analisis SWOT pada J.CO Coffee & Donuts yang berencana untuk memasuki pasar baru ki wilayah Timur Tengah.
Strength (Kekuatan)
Ø  J.CO Coffee & Donuts merupakan produk hasil inovasi dan penyesuaian tren pasar, sehingga memiliki unique selling point sebagai keunggulan kompetitif
Ø  Memiliki sejumlah besar gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa di kawasan Asia, maka J.Co merupakan bisnis waralaba yang telah cukup berpengalaman dalam hal ekspansi pasar
Ø  J.CO selalu menempatkan gerainya di lokasi-lokasi strategis
Ø  J.CO menyasar segmen yang luas tetapi pada saat yang sama memposisikan brand-nya sebagai merek premium yang berkelas
Ø  Memiliki produk yang terjaga kualitas dan kehalalannya
Ø  J.CO menawarkan konsep kafe yang inovatif dan menarik dengan menampilkan open kitchen
Ø  Harga J.CO cukup kompetitif jika dibandingkan pesaingnya
Weakness (Kelemahan)
Ø  J.CO merupakan merek yang kuat di Indonesia dan mungkin wilayah Asia, tetapi belum memiliki basis merek dan pelanggan yang cukup kuat secara global
Ø  Gerai-gerai J.CO berada di dalam mal-mal dan tidak memiliki gerai yang berdiri sendiri seperti merek Dunkin Donuts
Ø  Kebanyakan outlet J.CO memiliki ruang terbatas dan hanya memiliki satu sistem kasir
Opportunity (Peluang)
Ø  Pasar yang luas di Timur Tengah yang didominasi oleh kalangan muda dengan ekonomi menengah keatas sesuai dengan konsep dan citra J.CO
Ø  Industri kafe serta makanan dan minuman di Timur Tengah cenderung belum jenuh (saturated) dikarenakan area tersebut masih didominasi oleh satu brand besar saja
Ø  Banyaknya investor lokal yang bersedia memberikan dana besar bagi merek asing memberikan peluang bagi bisnis waralaba J.CO
Threat (Ancaman)
Ø  Merek besar yang sudah lebih dulu menguasai pasar di Timur Tengah seperti Starbucks dan Dunkin Donuts
Ø  Merek lain yang ikut mencoba memasuki pasar yang sama yang mungkin mendapatkan perhatian dari investor lokal membuat persaingan semakin sengit
Ø  Adat dan kebudayaan Timur Tengah yang kebanyakan masih konservatif membuat J.CO harus berhati-hati dalam mempertimbangkan seluruh kegiatan pemasarannya

Analisis 5 Forces
Porter’s 5 Forces model adalah suatu model yang diciptakan oleh Michael Porter, seorang ahli dan professor di Harvard Univeristy pada tahun 1979 yang tertujuan untuk menggambarkan kerangka sebagai analisis pengembangan suatu bisinis. Porter’s 5 Forces model ini bisa digunakan untuk bisnis yang besar maupun kecil dan bisnis yang sudah berjalan maupun baru akan dimulai. Berikut adalah gambaran dari kerangka Porter’s 5 forces model. Setiap bagiannya memiliki nilai analisis yang mewakili faktor-faktor pendukung sebuah bisnis (Rainer, 2014).
Bargaininng Power of Buyers/ Buyers’ Power
Pembeli tentunya pasti akan memegang pearanan besar dalam kegiatan jual-beli, namun di sini lebih mengarah kepada pilihan pembeli terhadap produk yang ada, Ada kondisi dimana pembeli hanya bisa membeli produk pada perusahaan ini (hal ini menggambarkan High Buyers’ Power), ada juga jika pembeli punya banyak pilihan untuk membeli produk yang sama produksi perusahaan lain karena ada banyak jenis dijual di pasaran (hal ini menggambarkan High Buyers’ Power).Customer loyalty juga termasuk dalam dalam sisi ini. Pembeli yang sudah loyal tentu akan sepenuhnya melakukan jual-beli hanya produk tersebut, akan menciptakan kondisi Low Buyers’ Power.



Konsumen Produk J.CO memiliki pilihan yang begitu beragam tentang varian rasa yang ditawarkan oleh J.CO Donuts & Coffee tentunya dengan varian harga yang berbeda pula. Harga yang ditawarkan masih sangat terjangkau oleh konsumen dan produk J.CO ini ditetapkan dengan harga yang layak sehingga tidak berlaku sistem tawar-menawar. Namun untuk tetap meningkatkan penjualan bisa dijalankan program diskon atau promosi.
Bargaininng Power of Suppliers/ Suppliers’ Power
Seberapa besar perusahaan ini membutuhkan atau ketergantungan pada suppliernya. Ada bahan baku yang mungkin bisa dibeli dengan supplier mana saja (hal  ini menggambarkan Low Supplier’ Power). Ada juga bahan baku yang hanya bisa dibeli oleh supplier tertentu, atau dalam konteks perusahaan besar, tentunya sudah mempunyai kerja sama dengan supplier tertentu dengan harga yang berbeda dari pasaran karena produksi skala besar, jadi jika ada masalah dengan supplier tersebut akan membuat proses produksi terhambat karena sudah tergantung dengan supplier tersebut (hal ini menggambarkan High Supplier’ Power).
Bahan Baku dalam pembuatan J.CO Donuts & Coffee berasal langsung dari bebrapa pemasok yang sudah terpercaya dan dengan kualitas bahan baku yang bagus serta harga yang terjangkau. Beberapa pemasok J.CO berasal dari luar negeri, seperti Belgium dan Italia. Dengan ekspansinya ke Timur Tengah, J.CO mungkin dapat mempertimbangkan untuk menganalisis adanya laternatif pemasok yang lebih dekat dengan lokasi gerai barunya. Selain itu dengan bekerja sama dengan pemasok dari negara Tmur Tengah akan dapat menguatkan supply chain management J.CO sekaligus menjaga hubungan erat dengan negara dimana J.CO berekspansi.
Threat of New Entrants
New Entrants yang dimaksud adalah kelompok yang membuat bisnis sama seperti yang yang sudah ada ini. Ada kondisi dimana sebuah bisnis baru yang sedang booming terus bertambah di pasaran karena untuk membuat bisnis seperti itu cukup mudah (hal ini menggambarkan High Thread of New Entrants). Selain itu juga ada kondisi dimana sebuah bisnis hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perushaan tertentu. Ada berbagai macam factor yg ada, bisa karena resiko yang terlalu tinggi, perlunya tingkat keahlian tinggi, dan faktor-faktor lainnya (hal ini menggambarkan Low Thread of New Entrants)
Untuk mengatasi masuknya sejumlah perusahaan sebagai pendatang baru didalam industri, J.CO Donuts & Coffee dapat melakukan peningkatan pelayanan terhadap pembeli, dan bisa juga memunculkan produk baru untu ditawarkan kepada konsumen. Disamping itu, J.CO dapat membangun merek yang kuat diantara para kelompok konsumennya yang mana dapat membangun basis pelanggan yang setia.
Threat of Substitute Product or Services
Sebuah produk maupun jasa, apakah memungkinkan untuk digantikan dengan yang lain atau tidak. Dalam konteks ini, pengganti adalah barang atau jasa yang berbeda tetepi dapat mengisi ketidakhadiran barang atau jasa utama yang dibutuhkan.
Saat ini, telah terdapat beberapa bisnis lain yang juga menyajikan makanan ringan dengan konsep kafe. Untuk menghadapi situasi ini, J.CO donuts & Coffee telah memiliki varian produk lain selain donut, yaitu frozen yoghurt dan cemilan lainnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa J.CO dapat melakukan inovasi dan meluncurkan produk baru yang tetap sesuai dengan core business-nya saat ini.
Rivalry Among Existing Competitor
Dalam sebuah pasar, pasti ada beberapa  produk atau jasa sejenis yang bersaing mendapatkan pelanggan. Tinggi rendahnya persaingan yang akan dianalisis. Persaingan tentu akan tinggi jika ada banyak perusahaan dalam industri yang sama, tetapi ada juga perusahaan yang menguasai sebuah industri.
Persaingan perusahaan dengan jenis yang sama didalam satu industry, dalam hal ini yaitu J.CO Donuts & Coffee dengan Dunkin Donuts, Starbucks, dan pesaing lainnya. Solusi untuk mengatasi ini yaitu dengan meningkatkan kreativitas, inovasi, dan meningkatkan ekuitas merek untuk mendapatkan pelanggan setia.

Analisis Pesaing
Saat ini, Timur Tengah adalah salah satu pasar cafe paling maju di Timur Tengah, dengan Dubai menjadi titik fokus bagi inovasi kopi di kawasan ini. Status kota sebagai pusat perjalanan global membuat waralaba barat memperoleh pijakan di negara itu pada pertengahan 1990-an, dengan Dunkin 'Donuts melakukan debutnya pada tahun 1997, Costa Coffee tiba pada tahun 1999 dan Starbucks dibuka pada tahun 2000. Sekarang pasar kafe bermerek saling bersaing bersamaan dengan tumbuhnya selera konsumen.
Sebuah survei terhadap lebih dari 200 pemimpin industri yang dilakukan oleh Allegra World Coffee Portal mengungkapkan 88% percaya masih ada banyak potensi pertumbuhan di pasar kafe bermerek di Timur Tengah. Sebaliknya, ada juga bukti bahwa masuknya merek-merek F&B khusus baru-baru ini memberikan tekanan pada bisnis yang ada saat mereka bersaing untuk meraih konsumen yang lebih luas. Lebih dari setengah pemimpin industri yang disurvei oleh Allegra mengakui meningkatnya persaingan sebagai tantangan terbesar yang dihadapi kafe di Timur Tengah di tahun 2018.
Merek terkuat untuk coffee shop di Timur Tengah saat ini dipegang oleh Starbucks, waralaba kopi yang sepenuhnya berbasis di Seattle Amerika dengan banyak cabang gerai di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, dengan basis pelanggan yang tumbuh setiap hari, dan melonjak pendapatan di seluruh wilayah. Starbucks menguasai pasar Amerika dengan popularitas yang mencengangkan karena mengadopsi perpaduan antara selera tinggi dan rendah, membuat konsumen rata-rata merasa terangkat namun akrab melalui produk mereka.
Sementara untuk bisnis serupa, J.CO memiliki Dunkin Donuts sebagai pemain lama sekaligus market leader untuk waralaba kafe dan donat yang harus ia hadapi. Hingga tahun ini, perusahaan kopi dan donat global asal Amerika ini telah mengumumkan rencana untuk membuka 80 toko lagi di UEA sebagai bagian dari strategi ekspansi regionalnya. Sejak outlet pertamanya dibuka pada tahun 1997, Dunkin 'Donuts telah mengkonsolidasikan bisnis di negara pencinta kopi dengan lebih dari 65 toko yang melayani banyak donat, bagel, dan berbagai makanan panas lainnya dan beragam minuman.
Selain itu, ada bisnis waralaba donat lain yang telah eksis di wilayah Timur Tengah, yaitu Krispy Kreme dan Tim Hortons. Tim Hortons, waralaba donat dari Kanada ini memiliki puluhan outlet di Timur Tengah termasuk UEA, Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan Oman. Perusahaan membuka 14 lokasi toko baru di wilayah ini dalam 10 bulan terakhir (https://gulfnews.com/). Sedangkan Krispy Kreme telah membuka toko pertamanya sejak 2007 dan saat ini terdapat 148 toko Krispy Kreme di seluruh Timur Tengah, dengan 105 toko di Arab Saudi, 26 di UEA, 14 di Kuwait, 2 di Bahrain dan 1 toko di Qatar (www.krispykremearabia.com).
Dengan kondisi pasar yang terdominasi tersebut, J.CO memerlukan strategi dalam memasuki pasar Timur Tengah melalui celah-celah peluang yang ada, agar dapat bersaing dengan merek besar yang sudah kokoh. J.CO perlu jeli melihat dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada agar dapat menjalankan ekspansinya dengan sukses. Meninjau dari profil yang berubah dari konsumen Timur Tengah yang bergerak menuju afinitas untuk kelas atas yang terjangkau, maka J.CO perlu mengakomodasi fenomena ini. Ketika konsumen rata-rata menjadi semakin cerdas dan banyak menuntut, perusahaan harus ikut bergerak menuju keotentikan dan pesan pemasaran yang lebih menarik, agar dapat membuat konsumen merasa terhubung sekaligus meningkatkan kebanggaan konsumen dengan merek yang mereka gunakan.
Starbucks
Bisnis kedai kopi terbesar di dunia, Starbucks, dikenal sebagai pembuat kopi terbaik. Didirikan pada tahun 1971 di Seattle, Washington, Starbucks memiliki lebih dari 23.445 lokasi dengan lebih dari 191.000 karyawan (www.starbucks.com). Starbucks Coffee Company mulai membangun model bisnis yang berbeda dan model bisnis itu didasarkan pada nilai-nilai inti yang secara khusus dirancang untuk mencapai keseimbangan antara profitabilitas dan kesadaran sosial.
Diantara kekuatan yang dimiliki oleh Starbucks adalah bisnis ini merupakan bisnis coffee shop pertama yang menawarkan keunikan dan nilai lebih bagi pelanggan alihalih hanya menjual produknya. Startbucks mampu membangun merek yang kuat hingga membentuk gaya hidup bahkan budaya pada konsumennya. Saat ini, Starbucks telah memiliki posisi pasar yang kuat dan pengakuan merek global. Starbucks beroperasi di lebih dari 60 negara dan merupakan merek kedai kopi yang paling dikenal, dengan peringkat merek paling berharga ke-52 di dunia (nilai: $ 10,5 miliar) (Walter, 2016).
Selama 15 tahun berturut-turut sebagai perusahaan publik, Starbucks berada dalam kesuksesan. Namun, kesuksesan ini tidak luput dari permasalahan. Starbucks selalu mengatakan, bahwa produk mereka adalah kualitas tertinggi dan 'Pengalaman Starbucks' adalah sesuatu yang tak terlupakan, tetapi pada saat ekonomi lesu, harga produk Starbucks menjadi sangat tidak menarik. Produk Starbucks terbilang cukup mahal jika dibandingkan pemain lain di pasar yang sama. Selain itu, harga biji kopi juga mengalami kenaikan yang mungkin akan membuat harga produk menjadi lebih tidak dapat terjangkau lagi.
Dunkin Donuts
Dengan cakupan geografis yang kuat, variasi legendaris lebih dari 1.000 produk donat, dan kesetiaan yang kuat dari pelanggan menjadikan Dunkin Donuts sebagai salah satu restoran layanan cepat saji yang paling dikenal di dunia. Dunkin Donuts memiliki kekuatan brand recognition yang kokoh dari bisnisnya yang telah lama berjalan. Kesetiaan inilah yang menggagalkan upaya Tim Horton yang berbasis di Kanada untuk memperluas pangsa pasar Amerika di tahun 2010. Selain itu, etalase Dunkin Brands menawarkan pelanggan kesempatan menghemat waktu yang berharga selama jam sarapan. Banyak dari berbagai lokasinya menawarkan layanan drive-thru dan yang lainnya berlokasi strategis di sekitar bandara, stasiun kereta api, dan pelabuhan perjalanan yang umumnya membutuhkan layanan cepat. Hal ini juga menjadi suatu kekuatan bagi Dunkin Donuts.
Disisi lain, perusahaan ini pernah mengalami permasalahan hukum dengan pemilik franchise-nya. Pada tahun 2010 saja, terdapat tuntutan hukum dari 15 pemegang franchise yang berbeda. Sejarah hubungan yang buruk ini tentu dapat mengurungkan niat calon investor untuk bekerja sama dengan Dunkin Donuts (Scrudato, 2015). Disamping itu, Dunkin Donuts disebut memiliki pertumbuhan ekspansi yang lambat, terutama ke wilayah luar negeri. Merek ini dianggap kurang memiliki daya saing yang kuat. Di Indonesia saja, sejak kemunculan J.Co, posisi Dunkin Donuts di pasar persaingan menjadi sangat merosot hingga banyak outletnya yang harus ditutup.


Krispy Kreme
Krispy Kreme adalah sebuah jaringan toko donat asal Amerika Serikat. Perusahaan pengelola utamanya adalah Krispy Kreme Doughnuts, Inc. yang berlokasi di California dan didirikan pada tahun 1937. Cabang gerai merek ini telah tersebar di 21 negara di dunia, Di Timur Tengah saja, Krispy Kreme telah memiliki cabang di wilayah Dubai, Saudi Arabia, Kuwait, Bahrain dan Qatar (www.krispykremearabia.com). Sama seperti pemain waralaba sebelumnya, Krispy Kreme memiliki keunggulan berupa merek yang sudah cukup lama eksis. Bisnis ini juga memiliki basis pekanggan yang kuat karena konsisten dalam memberikan produk yang segar dan berkualitas.
Krispy Kreme telah berada di industri waralaba Timur Tengah selama lebih dari lima tahun, namun nampaknya merek ini tidak menyasar segmen yang jelas sehingga kegiatan periklanan Krispy Kreme kurang bisa optimal karena tidak adanya audiens jelas yang menjadi target pasar. Selain itu, perusahaan ini kurang menawarkan keunikan dan pilihan menu yang beragam sehingga namanya tidak begitu mencolok dibandingkan para pesaingnya. Akibat segmentasi yang tidak jelas, perusahaan ini menjadi kurang memiliki pemahaman tentang apa yang diinginkan pelaggan, baik dari segi demografis, psikografis dan segmentasi keperilakuan.
Tim Hortons
Salah satu rantai restoran terbesar di Kanada, Tim Hortons, terkenal akan kopi dan donat mereka. Waralaba kafe yang didirikan pada tahun 1964 di Hamilton, Kanada ini sekarang mempunyai total 4712 restoran di sekitar 9 negara di seluruh dunia. Selain kopi, Tim Horton juga memiliki pilihan menu sarapan, minuman panas dan dingin, serta makanan selingan lainnya (www.timhortons.com).
Tim Hortons memberi harga produk mereka dengan layak dan karenanya mereka memiliki produk yang menarik bagi semua kelompok ekonomi, tidak seperti Starbucks yang merupakan saingan berat mereka yang dianggap sebagai waralaba kopi kelas atas. Tim Hortons selalu dinilai sebagai merek otentik dalam banyak survei oleh lembaga penelitian terkemuka (Bhasin, 2018). Selain itu, Tim Hortons sangat jelas dalam mengkomunikasikan nilainya kepada pelanggan. Perusahaan mempertahankan tingkat transparansi yang sangat besar dalam operasinya. Bahan-bahan dalam menunya, kebijakan perusahaan semuanya transparan dan jelas dalam nilai apa yang ditambahkan ke masing-masing pemangku kepentingan.
Tim Hortons sudah memegang basis pelanggan kuat di Kanada dan menjadi pemain kuat di segmen menengah, tetapi merek ini hampir tidak memiliki kepemimpinan pasar di segmen premium yang sepenuhnya dimiliki oleh Starbucks atau di segmen ekonomi yang dikuasai McDonalds. Disamping itu, meskipun Tim Hortons terus mendulang kesuksesan dan menjadi salah satu merek top di Kanada, perusahaan ini kurang berhasil dalam mereplikasi tingkat kesuksesan yang sama di pasar lain di manca negara.
Kafe Restauran lokal lainnya
Sebagai salah satu destinasi wisata dunia, Timur Tengah memiliki banyak kafe dan restoran yang tersebar di berbagai wilayah yang secara penuh dimiliki warga lokal serta mengusung nama lokal. Adat-istiadat dan kebudayaan yang kental di kawasan Timur Tengah tentu dapat menjadi kekuatan bagi bisnis-bisnis ini. Ditambah lagi perilaku konsumen di negara-negara ini yang terbilang sangat sosial dan cenderung meletakkan keputusan pembelian dari rekomendasi orang-orang di lingkaran sosialnya.
Adanya kekuatan sosial tersebut bukan berarti tidak dapat ditembus. Kesan positif masyarakat yang didominasi usia muda ini terhadap merek asing dapat menjadi celah yang bisa dimasuki perusahaan untuk melakukan ekspansi. Dengan menggandeng dan memasukkan budaya lokal ke dalam produk dan pemasarannya, kiranya dapat membuat merek franchise asing yang baru, yaitu J.CO, untuk menapakkan kakinya ke pasar yang dinamis ini.

Analisis dan Strategi Product Life Cycle
Product life cycle (PLC) adalah suatu model yang menunjukkan bagaimana volume penjualan suatu produk dapat berubah selama hidup produk tersebut (Griffin, 2004). Menurut Cravens (2013), lingkungan pasar produk di pengaruhi oleh tingkat konsentratsi perusahaan yang bersaing, tingkat kematangan, dan paparan persaingan international. Empat tahap siklus kehidupan (Four life cycle stages) mengilustrasikan kisaran struktur pasar produk, yaitu sebagai berikut:

v  Emerging (sedang muncul)
Pasar produk yang baru saja terbentuk dikategorikan sebagai pasar yang baru muncul (emerging) dan terbentuk oleh faktor-faktor seperti teknologi baru, kebutuhan pembeli yang berubah, dan identifikasi  akan kebutuhan pembeli yang tidak terpenuhi.
v  Growing (sedang bertumbuh)
Pasar produk ini sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Persaingannya terdiri dari beberapa perusahaan dimana satu atau lebih perusahaan mendapatkan posisi sebagai market leader.
v  Mature (matang)
Pasar produk ini sedang beralih dari pertumbuhan menuju kematangan, seperti yang terindikasi oleh product life cycles dari suatu produk.
v  Declining (menurun)
Pasar produk yang menurun sebenarnya lebih bisa dikatakan mulai menghilang daripada mengalami penurunan temporer atau perubahan siklus.
Ada dua tipe dari emerging markets, yaitu; (1) pasar produk yang benar-benar baru dan (2) teknologi produk baru yang memasuki pasar produk yang sudah ada. Pada situasi pertama, emerging market dibentuk oleh orang atau organisasi yang kebutuhan dan keinginannya belum terpuaskan oleh produk yang tersedia. Sementara pada situasi yang kedua, masuknya pasar memberikan proposisi nilai alternatif kepada pembeli di pasar yang telah ada.




Meskipun telah mencapai tingkat kematangan di pasarnya di Indonesia, posisi J.CO di negara ekspansinya tergolong sebagai pendatang baru, sehingga masih berada di emerging/introduction stage. Sebagai perusahaan yang memasuki pasar baru dengan beberapa pesaing yang sudah terlebih dulu eksis, akan lebih mungkin untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan menawarkan pembeli benefit yang unik ataupun harga yang kompetitif dengan benefit serupa.
Perusahaan dapat pula menggiatkan promosi-promosi di tahap ini untuk menjaring sebanyak mungkin konsumen yang berpotensi menjadi pelanggan setia, karena strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat. Di sini kualitas produk tersebut akan menentukan pembelian ulang.
Kegiatan promosi terutama diarahkan untuk membangun kesadaran, di mana periklanan yang digunakan adalah jenis informing. Personal selling yang ekstensif kepada distributor, pemberian sampel dan kupon, dan publisitas merupakan cara-cara komunikasi yang dapat ditempuh oleh J.CO. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Timur Tengah yang berusia muda, maka perusahaan dapat mempertimbangkan pula penggunaan media sosial sebagai alat promosi utama.

Strategi Penguatan Brand Equity
Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan brand equity atau ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.
Semua merek memiliki ukuran ekuitas merek. Merek terkenal seperti Starbucks dan Dunkin Donuts memiliki ekuitas merek yang kuat. Ekuitas merek bertanggung jawab atas perbedaan respons pelanggan yang dihasilkan oleh nama merek. Intinya, ekuitas merek adalah faktor kemampuan merek untuk mempertahankan dan menarik pelanggan. Akibatnya, merek dapat memiliki ekuitas merek negatif atau ekuitas merek positif. Misalnya, konsumen dengan loyalitas merek yang kuat merespons kurang baik produk tidak bermerek atau produk bermerek lainnya di pasar yang sama.
Young dan Rubicam (2000) mengembangkan model untuk mengukur kekuatan merek. Merek yang berperingkat tinggi pada setiap faktor memiliki ekuitas merek yang tinggi. Model mereka terdiri dari empat komponen yaitu:
¨        Differentiation (Diferensiasi).
Semua merek membuat janji kepada konsumen. Merek terkuat membuat janji unik yang secara konsisten ditegakkan. Janji-janji ini harus dibedakan dari janji-janji merek lain sehingga konsumen memiliki alasan untuk membelinya. Namun, diferensiasi tidak menjamin penjualan.
¨        Knowledge (Pengetahuan)
Konsumen tidak akan membeli merek jika mereka tidak tahu apa-apa tentang barang yang dibelinya. Merek yang kuat memiliki kampanye iklan dan promosi yang efektif yang berhasil dalam mendidik pasar. Cerita merek harus diceritakan dan diceritakan kembali kepada generasi baru pelanggan.
¨        Relevance (Relevansi)
Merek harus memenuhi kebutuhan pasar mereka. Merek-merek sukses terus beradaptasi
dengan kondisi pasar yang berubah dan tren yang berkembang.
¨        Esteem (Penghargaan)
Penghargaan mewakili seberapa besar suatu merek dihormati. Esteem dapat dibangun dengan memberikan kualitas yang hebat, layanan, dukungan, dan sebagainya. Konsumen harus menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap sebuah merek untuk memiliki ekuitas.
Detlef (2016) mengungkapkan delapan strategi yang dapat dijalankan untuk menguatkan ekuitas merek suatu produk, antara lain brand strategy, communication, awareness, reputation, legal and ethical decision making, collaboration, value, dan emotional capital. Strategi-strategi tersebut dapat diimplementasikan oleh J.CO untuk memnguatkan ekuitas mereknya di pasar yang baru.
1.        Brand strategy
Membuat merek yang dikenal dan dihormati merupakan hal yang sulit. Namun, beberapa karakteristik membuat branding yang sukses layak dilakukan. Paling tidak, produk bermerek harus mudah dikenali. Merek harus menampilkan kualitas yang konsisten dan mewakili nilai yang baik. Sebagai brand baru yang memasuki pasar Timur Tengah, J.CO perlu melakukan pengenalan merek kepada konsumen. Praktik ini dapat ditempuh dengan beberapa cara publikasi, baik melalui publikasi tradisional (poster, selebaran, pembagian kupon) maupun melalui media online, seperti media sosial.
2.        Communication
Pasar multikultural saat ini semakin rumit dan menuntut agar komunikasi menjadi multilingual, peka budaya, serta dapat dilakukan secara online, dan mobile. J.CO dapat bekerja dengan perusahaan layanan penerjemah yang sudah mapan untuk memastikan komunikasi yang akurat dan profesional di pasar Timur Tengah. Selain itu, merek juga membutuhkan komunikasi yang kuat untuk menarik investor, menyelesaikan masalah, menarik pelanggan baru.
3.        Awareness
J.Co perlu membangun brand awareness di pasar Timur Tnegah. Kesadaran merek berarti bahwa konsumen dapat mengingat merek tertentu. Hal ini merupakan strategi yang penting mengingat ada banyak produk yang bersaing. Selain periklanan dan promosi dengan cara tradisional, J.CO harus menyertakan media sosial dan pemasaran konten untuk dapat membangun kesadaran merek yang kuat.
4.        Reputation
Banyak faktor yang dapat memengaruhi reputasi perusahaan. Ketika perusahaan terlibat dalam perilaku yang dipertanyakan, mereka dapat merusak reputasi dan menghancurkan kepercayaan pelanggan. Tetapi reputasi juga dapat dirusak oleh klien tidak masuk akal yang mengajukan pengaduan tidak adil secara online dan di media sosial. Untuk melindungi reputasi merek, J.CO dapat menggunakan jasa komunikator yang terampil seperti pada poin sebelumnya. Komunikator yang handal dapat merespons dengan cepat dan profesional terhadap pertanyaan pelanggan dan publisitas negatif.
5.        Legal and Ethical Decision Making
Pilihan legal dan etis adalah aspek fundamental dari ekuitas merek. Merek yang beroperasi secara legal dan etis membantu membangun kepercayaan dan hubungan jangka panjang. Oleh karena itu, J.CO Coffee & Donuts perlu mengokohkan ijin bisnis mereka dan mempertimbangkan segala hal terkait hukum pada gerai waralaba barunya di Timur Tengah. Selain itu, J.CO dapat memperbarui sertifikasi halalnya untuk meyakinkan dan memberi rasa aman pada konsumen di wilayah Timur Tengah.
6.        Collaboration
Kolaborasi adalah kekuatan pendorong yang menyatukan orang-orang dari berbagai bidang dan spesialisasi untuk memecahkan masalah branding yang kompleks. Alat kolaborasi online memungkinkan orang di seluruh dunia untuk bersatu dengan cepat dan efektif secara real time untuk membuat jaminan pemasaran, menyelesaikan pertanyaan teknis, mengembangkan produk, melakukan analisis keuangan, dan menyelesaikan masalah hukum. Di pasar sasarannya yang baru, J.CO dapat bekerja sama dengan investor lokal untuk dapat lebih mudah menjalankan bisnisnya. J.CO dapat meminta saran dari rekan bisnis lokalnya untuk dapat lebih memahami keunikan pasar Timur Tengah.
7.        Value
Merek yang menawarkan nilai superior dapat mendapatkan keuntungan kompetitif. Dalam hal ini, J.CO dapat memanfaatkan demografi dan gaya hidup masyarakat Timur Tengah yang suka mengunjungi kafe untuk bersosialisasi dan menjunjung status sosial, namun diwaktu yang sama cukup sadar akan harga. J.CO dapat mengangkat mereknya sebagai merek premium dengan harga yang terjangkau sambil mengkampanyekan tagline-nya “Sharing The J.CO Way” untuk menanamkan budayanya pada konsumen. 
8.        Emotional Capital
Emotional Capital adalah perekat yang menarik konsumen ke suatu merek. Merek yang kuat dapat mempertahankan pelanggan meskipun dilanda penurunan ekonomi, perubahan pekerjaan, dan tantangan hidup lainnya. Modal emosional mengubah seorang konsumen menjadi pendukung merek yang loyal yang memberikan kesaksian positif dan iklan dari mulut ke mulut. Pelanggan ini berkomitmen terhadap suatu merek dan tetap loyal terhadapnya.
Untuk membangun emotional capital, J.CO dapat memberikan layanan yang bersifat lebih personal pada tiap konsumennya. Customer support harus digalakkan untuk mengantisipasi komentar dan keluhan konsumen. Program sosial dari J.CO juga dapat dilanjutkan, sperti J.CO Safari dan J.Co Care.


Strategi Promosi
Penting untuk mengetahui bahwa orang Arab berinteraksi dengan kampanye promosi lebih dari mereka berinteraksi dengan produk itu sendiri. Mereka akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang bagian iklan daripada nama produk. Sehingga, J.CO dapat memastikan bahwa kampanye yang dilakukannya efektif dan menjalankan pesan yang kuat.
J.CO perlu memaksimalkan penggunaan wawasan data, dan membuat saluran akuisisi organik dengan SEO dan Media Sosial Anda untuk mengurangi kebutuhan iklan perusahaan. Perusahaan harus membangun strategi konten yang luas dan dapatkan kepercayaan klien dengan menjadi sumber informasi.
Disamping itu, pemasaran menggunakan influencer mungkin kunci keberhasilan di wilayah ini. Untuk membuat orang mempercayai produk atau layanan yang ditawarkan, J.CO perlu memengaruhi konsumen dengan selebriti atau pemimpin opini atau melalui media. Strategi ini akan berfungsi jauh lebih baik daripada sekedar membangun konsep kreatif untuk kampanye pemasaran.
Selain itu, J.CO dapat memanfaatkan kebudayaan Timur Tengah yang kental dengan nilai Islami. Sebagai contoh, perusahaan dapat memanfaatkan momen bulan suci Ramadan untuk menggelar event maupun memberikan promosi khusus. Hal ini tentunya dapat meningkatkan citra merek di mata pelanggan.

Strategi Harga
Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalam berbagai perushaaan sebagai konsentrasi dari deregulasi, persaingan global yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan di banyak pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar. Harga mempengaruhi kinerja keuangan dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan penentuan posisi merek. Harga menjadi suatu ukuran tentang mutu produk pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk – produk yang kompleks.
Tugas menetapkan harga dalam pemasaran global menjadi lebih rumit dengan fluktuasi kurs mata uang sebenarnya hanya mempunyai sedikit hubungan dengan biaya yang mendasari. Terdapat dua strategi penetapan harga, yaitu market skimming dan penetapan harga penetrasi. Sebagai pemain baru di pasar Timur Tengah, J.CO sebaiknya menggunakan penetapan harga penetrasi. Penetapan harga penetrasi menggunakan harga sebagai alat untuk bersaing untuk memperoleh posisi pasar. Sebagai perusahaan yang telah terbukti keefisienan produksinya dapat membantu perusahaan untuk mengadakan “serangan mendadak” ke pasar.

Strategi dalam Supply Chain Management
Strategi supply chain yang tepat merupakan elemen penting dalam implementasi strategi bisnis perusahaan. Perusahaan-perusahan harus dengan hati-hati merencanakan kapasitas dan peramalan permintaannya agar supaya menghindari bullwhip effect dan menjamin ketepatan waktu penyampaian pesanan pelanggan dan meminimalkan kelebihan persediaan. Terdapat empat strategi untuk pengelolaan supply chain secara efektif, yaitu: 
1.        Efficient supply chain cocok untuk produk-produk fungsional dengan stable supply processes. Dalam kondisi lingkungan seperti ini, strategi supply chain sebaiknya memfokuskan pada strategi penurunan biaya. Produk-produk seperti ini biasanya ada dalam suatu lingkungan persaingan yang tinggi yang didominasi oleh strategi persaingan biaya rendah. 
2.        Risk-hedging supply chain cocok untuk produk-produk fungsional dengan unstable supply processes. Focus dari strategi supply chain sebaiknya pada penjaminan ketersediaan produk.
3.        Responsive supply chain
4.        Agile supply chain.
Bisnis waralaba J.CO, selain menawarkan makanan dan minuman, juga menawarkan nilai lebih berupa pengalaman dan sebuah gaya hidup bagi pelanggannya. Dalam produksi makanan dan minumannya, meskipun beberap abahan baku merupakan komoditas yang memiliki harga dan proses yang cukup stabil, namun keadaan ekonomi dan perkembangan teknologi pangan membuat proses produksinya menjadi kurang dapat diprediksi. Oleh karena itu, J.CO dapat menggabungkan penggunaan strategi efficient supply chain dan risk-hedging supply chain.
Selain menggunakan kedua strategi diatas, alternatif strategi yang dapat dilakukan J.CO adalah meniru manajemen rantai pasokan yang dijalankan oleh Starbucks. Pertama, perusahaan perlu mengatur ulang dan menyederhanakan rantai pasokannya dengan peran fungsional yang jelas. Hal ini kemudaian akan mengurangi biaya sambil meningkatkan tingkat layanan, yang akan menciptakan dasar untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan rantai pasokan ke masa depan.

Strategi Market entry
Strategi memasuki pasar (market entry) berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan di dalamnya perusahaan dapat menjadi anggota kelompok perusahaan yang bersaing dengan menghasilkan substitusi erat untuk produk yang mereka tawarkan. Perusahaan harus mengembangkan seperangkat produk, aset, dan aktivitas manajemen untuk pasar baru yang disusupi Kepentingannya di sini terletak pada pasar internasional baru. Masuk yang Hal ini tergantung pada bagaimana perusahaan menggunakan informasi dan peluang untuk menyusup ke pasar yang menguntungkan, mengakses sumber daya yang produktif, mengakses pasar., mengatasi rintangan masuk pasar.
Market entry strategies dapat meningkatkan penjualan dari barang dan jasa tetapi tidak membutuhkan investasi yang banyak. Dalam kasus ini, jelas sudah bahwa J.CO Coffee & Donut merupakan bisnis waralaba, sehingga dalam ekspansinya ke Timur Tengah, perusahaan akan menjalankan strategi franchising. Strategi franchise dilakukan oleh perusahaan jasa dan retail yang melakukan ekspansi global. Keunggulan dari strategi ini adalah biaya dan resiko yang rendah, mudah masuk pasar asing, dan mempercepat dalam mendapatkan keuntungan. Ditambah lagi, J.CO telah berhasil dalam ekspansinya ke negara-negara lain seperti di Asia. Masalah yang mungkin muncul adalah terkait oengendalian kualitas, maka J.CO perlu melakukan evaluasi rutin dan berkala, sehingga dapat selalu memberikan produk dan layanan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

PENUTUP
Dengan segala kedinamisannya, pemasaran di Timur Tengah memiliki celah yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Untuk meluncurkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan perlu memiliki basis informasi yang kuat tentang pasar dan kemungkinan apa saja yang harus diantisipasi. Pemahaman terhadap konsumen tidak bisa semata-mata dilakukan melalui data statistik atau dengan melakukan survei, tetapi harus melalui praktek penelitian intensif untuk mendapatkan analisis bisnis yang tepat.
Sebagai perusahaan yang ingin melakukan ekspansi ke Timur Tengah, J.CO Coffee & Donuts tidak boleh hanya berfokus pada faktor-faktor yang menjadi dasar pengembangan produk, tetapi juga perlu berfokus pada bagaimana membawa dan memperkenalkan merek perusahaan.
Penting untuk mengetahui bahwa orang Arab berinteraksi dengan kampanye promosi lebih dari mereka berinteraksi dengan produk itu sendiri. Mereka akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang bagian iklan daripada nama produk. Sehingga, J.CO dapat memastikan bahwa kampanye yang dilakukannya efektif dan menjalankan pesan yang kuat.
J.CO perlu memaksimalkan penggunaan wawasan data, dan membuat saluran akuisisi organik dengan SEO dan Media Sosial Anda untuk mengurangi kebutuhan iklan perusahaan. Selain itu, pemasaran menggunakan influencer mungkin kunci keberhasilan di wilayah ini.
Untuk memperluas pangsa pasar, J.CO Coffee & Donuts dapat melakukan beberapa strategi yang dapat menguatkan ekuitas mereknya di Timur Tengah, seperti mengenalkan brand pada masyarakat, bekerja sama dengan perusahaan penerjemah atau perusahaan penyedia jasa komunikasi lokal untuk memudahkan kegiatan pemasaran dan hubungan dengan pihak luar, menciptakan kesadran masyarakat dan membangun reputasi yang baik, seerta menyesuaikan strategi dengan adat dan kebudayaan masyarakat setempat.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Yasser. 2018. Marketing in the Middle East: The Good, the Bad and the Ugly. Marketing Strategy Consulting, Maret 2018.
Bhasin, Hitesh. 2018. SWOT analysis of Tim Hortons. Marketing91, Maret 2018
Cravens, David W. 2013. Strategic Marketing Management. McGraw-Hill International Edition.
Gaspersz, Vincent. 2005. Production Planning and Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
House of Social. 2017. The Middle East Consumer Trends Report. Crimson Hexagon
Istizada. 2018. The Middle East Arab Consumer Profile. Arabic & Middle East Marketing Solutions
Keegan, Warren J. 2002. Global Marketing Management. Seventh Edition. New Jersey: Prentice Hall
Kotler, Philip dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas. Jakarta: PT. Indeks
R. K. Rainer Jr., B. Prince and C. Cegielski. 2014. Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business. Fifth Edition. Wiley.
Rubicam and Young. 2000. Brand Asset Valuator. Young and Rubicam Inc.
Scrudato, Robert J. 2015. Dunkin Brands: A Short SWOT Analysis. Value Line, April 2015.
White, Walter. 2016. Starbucks SWOT Analysis: The Best Coffee Makers. Inevitable Steps, Juni 2016.
Yates, Darren, Silvia Jodlowski, dan Yvonne Court. 2017. The Global Food & Beverage Market, What’s on the Menu?. Cushman & Wakefield, Summer 2017.
Algethami, Sarah. 2015. Tim Hortons to expand footprint in the Middle East, Company eyes 100 stores annually in the region in the coming years. Gulf News Business. https://gulfnews.com/business/retail/tim-hortons-to-expand-footprint-in-the-middle-east-1.1595677. Diakses pada Minggu, 30 Desember 2018, pukul 07.21 WIB.
Allegra, World Coffee Portal. 2018. UAE – Coffee culture, trends and market dynamics. https://www.worldcoffeeportal.com/Latest/InsightAnalysis/2018/UAE-%E2%80%93-Coffee-culture,-trends-and-market-dynamics. Diakses pada Minggu, 30 Desember 2018, pukul 06.49 WIB.
J.Co Donuts and Coffee. 2018. https://jcodonuts.com/id. Diakses pada Sabtu, 29 Desember 2018, pukul 10.07 WIB.
Majid, M. 2014. Melihat Sejarah Bisnis J.Co Donut & Coffee. https://www.maxmanroe.com/melihat-sejarah-bisnis-j-co-donut-coffee.html. Diakses pada Sabtu, 29 Desember 2018, pukul 10.56 WIB.
Rafael, Eldo Christoffel, dan Wahyu Rahmawati. 2018. Industri makanan dan minuman menggenjot pasar ekspor. https://industri.kontan.co.id/news/industri-makanan-dan-minuman-menggenjot-pasar-ekspor. Diakses pada Sabtu, 29 Desember 2018, pukul 21.16 WIB.
Rahayu, Isna Rifka Sri. 2018. Resmi Dibuka, Pameran Waralaba dan Cafe Targetkan 20.000 Pengunjung.  https://www.inews.id/finance/read/resmi-dibuka-pameran-waralaba-dan-cafe-targetkan-20-000-pengunjung/273685. Diakses pada Sabtu, 29 Desember 2018, pukul 21.12 WIB.
Rogers, Kate. 2018. Thanks in part to Trump's tax reform, franchise industry is set for another year of major growth. https://www.cnbc.com/2018/01/29/international-franchise-association-report-industry-set-for-growth.html. Diakses pada Sabtu, 29 Desember 2018, pukul 21.57 WIB.
The Business Research Company. 2018. Food and Beverages Global Market Report 2018. https://www.thebusinessresearchcompany.com/report/food-and-beverages-global-market-report-2018. Diakses pada Sabtu, 29 Desember 2018, pukul 21.23 WIB.

Strategi J.Co Coffee & Donuts dalam Melakukan Ekspansi Ke Timur Tengah - Roudlotul Jannati Rochnadia Noorva Yudhitya

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL STRATEGI PEMASARAN J.CO COFFEE & DONUTS DALAM MELAKUKAN EKSPANSI KE TIMUR TENGAH Disusun untuk meme...