MANAJEMEN
PEMASARAN GLOBAL
UJIAN AKHIR SEMESTER
“ANALISIS
STRATEGI PEMASARAN PT. SINAR SOSRO
DI TIMUR TENGAH”
Dosen
Pengampu: Dr. Ahmad Ikhwan Setiawan S.E., M.T.
RIZKI BASUKI
S411708034
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
ANALISIS
STRATEGI PEMASARAN PT. SINAR SOSRO
DI
TIMUR TENGAH
PENDAHULUAN
Gambaran Umum PT. Sinar
Sosro
Sosro merupakan pelopor produk teh
siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari
nama keluarga pendirinya yakni Sosrodjojo. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo
memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat
memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap
Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun
1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota
Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di
daerah Jawa Tengah.
Produk Teh Cap Botol ini diperkenalkan
dengan melakukan strategi product
sampling ke beberapa pasar di kota Jakarta. Pengenalan produk dilakukan
dengan datang ke pasar-pasar. Teh dimasak dan diseduh langsung di tempat.
Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang
ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh
terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di
pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh
langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk
selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi
cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam
perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan
di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa
teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan.
Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga
bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol,
dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama teh seduh Teh Cap
Botol dan nama keluarga pendiri yakni Sosrodjojo. Pada tahun 1974 didirikan PT.
Sinar Sosro yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di
Indonesia.
Bisnis Sosro sampai dengan saat ini
sudah dijalankan oleh tiga Generasi Sosrodjojo yakni:
- Generasi
Pertama (Pendiri Grup Sosro)
Sosrodjojo (Alm.)
- Generasi
Kedua
1. Soemarsono
Sosrodjojo (Alm.)
2. Soegiharto
Sosrodjojo
3. Soetjipto
Sosrodjojo
4. Surjanto
Sosrodjojo
- Sejak
awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu dari Sosrodjojo atau
dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga.
Desain yang digunakan mengalami tiga
kali perubahan yakni, tahun 1969 versi pertama, tahun 1972 versi kedua, dan
1974 versi ketiga. Model botol untuk kemasan Tehbotol Sosro terebut adalah:
1. Botol
Versi I
Dikeluarkan pada tahun 1970
dengan merek Tehcap Botol Soft Drink Sosrodjojo.
2. Botol
Versi II
Dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek Teh
Cap Botol (dengan penulisan ”Cap” lebih kecil, sehingga orang lebih membaca Teh
Botol), selain itu Penulisan Soft Drink
dihilangkan, dan tulisan Teh Botol diganti dengan warna merah putih yang
menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat
menjadi Sosro dalam logo bulat merah.
3. Botol
Versi III
Perkembangan bisnis minuman teh
selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan. Pertama, PT. Sinar Sosro yang
memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol
Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum
Prim-A. Kedua, PT. Gunung Slamat memproduksi teh kering siap saji.
Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet,
Teh Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko.
Secara singkat berikut perjalanan PT
Sinar Sosro hingga sekarang:
- 1940:
Sosrodjojo mulai merintis the wangi cap botol
- 1953:
PT. Gunung Slamat didirikan
- 1965:
Promosi cicip rasa
- 1969:
muncul gagasan menjual the dalam kemasan botol
- 1974:
mendirikan PT. Sinar Sosro
- 2000:
Pabrik ke 7 di Bali mulai beroperasi
- 2004:
Mendirikan PT. Puri Tirta Kencana
- 2011:
Sosro mulai melebarkan sayap ke bidang makanan
Visi
dan Misi PT. Sinar Sosro
Visi
- PT
Sinar Sosro sebagai perusahaan besar dan pemimpin pasar di industri minuman teh
siap saji memiliki suatu visi besar untuk kelangsungan hidup perusahaan dimasa
yang akan datang, yaitu menjadi “total beverage company” menjadi perusahaan
minuman yang dapat melepaskan dahaga konsumen kapan saja, dimana saja, serta
memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang terkait.
Misi:
- Membangun
merek sosro sebagai merek yang alami, berkualitas dan unggul.
- Melahirkan
merek dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun non teh dan
menjadikan pemimpin pasar.
- Memimpin
dan membangun jaringan distribusi.
- Menciptakan
dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang dalam volume
penjualan maupun menciptakan lapangan pelanggan.
- Membangun
sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin sesuai dengan nilai-nilai utama
perusahaan.
- Memberikan
kepuasan kepada para pelanggan.
- Menyumbang
devisa negara.
Filosofi
PT. Sinar Sosro
Dasar atau Filosofi PT. Sinar Sosro
adalah Niat Baik yang di jabarkan dalam 3K dan RL yaitu:
- Peduli
terhadap Kualitas
- Peduli
terhadap Keamanan
-
Peduli terhadap Kesehatan
- Serta
Ramah Lingkungan
Produk-Produk
Sosro
1. Teh
Botol Sosro
Salah satu produk unggulan
PT. Sinar Sosro adalah Teh Botol Sosro kemasan botol beling atau sering disebut
RGB (Returnable Glass Bottle). Teh Botol
Sosro kemasan botol kaca merupakan produk teh siap minum yang pertama di
Indonesia yang sudah diluncurkan sejak tahun 1974. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
Teh Botol Sosro dengan inovasinya sampai dengan saat ini telah memiliki banyak
pilihan kemasan produk yaitu:
Kemasan
botol kaca (Returnable Glass Bottle)
220ml.
Kemasan
kotak (Tetra Pack) 1 Liter, 250 ml, 200ml.
Kemasan
pouch 150ml.
Kemasan
PET 500ml.
Inovasi terbaru dari produk Teh Botol Sosro
adalah Teh Botol Sosro Less Sugar yang telah diluncurkan pada tanggal 20
Agustus 2008. Produk ini tersedia dalam kemasan PET 500ml dan kemasan kotak (Tetra Pack) 250ml. Dan terdapat juga Teh
Botol Sosro Tawar yang merupakan varian paling baru, dan hadir tanpa tambahan
gula.
2. Fruit
Tea Sosro
PT. Sinar Sosro pada Tahun 1997 mengeluarkan
produk minuman teh berbasis buah-buahan yaitu Fruit Tea Sosro dengan target
segmen remaja. Produk ini cukup sukses dipasar sehingga pada tahun 2004
memperoleh Indonesia Best Brand Award sebagai Most Potential Brand In Non-Carbonated Drink Category.
3. Sosro
Joy Green Tea
Sosro Joy Green Tea adalah
produk terbaru dari PT. Sinar Sosro yang diluncurkan pada tanggal 26 Oktober
2007. Salah satu bahan dasar produk ini adalah Teh Hijau atau Green Tea. Saat ini Sosro Joy Green Tea hadir
dalam kemasan yaitu:
Joy
Green Tea kemasan botol kaca (Returnable
Glass Bottle) 234ml.
Joy
Green Tea kemasan PET 300 ml rasa Jasmine
dan Jasmine Less Sugar.
Joy
Green Tea kemasan PET 500 ml rasa Jasmine,
Honey Lemon dan Jasmine Less Sugar.
4. Teh
Celup Sosro
Teh Celup Sosro merupakan
produk teh siap saji yang dihasilkan oleh PT. Gunung Slamat (sister company
dari PT. Sinar Sosro) dengan varian produknya antara lain adalah:
Teh
Celup Sosro isi 5, 10, 15, 30, 50 dan 100 sachet
Teh
Celup Sosro kemasan Batik isi 25 sachet dengan pilihan Teh Hitam (Black Tea), Teh Hijau (Green Tea), dan Teh Melati (Jasmine Tea).
5. Happy
Jus
Untuk kategori minuman Jus, PT. Sinar Sosro menghadirkan
produk Happy Jus pada awal tahun 2005. Produk ini lebih banyak diminati oleh
anak-anak. Saat ini Happy Jus hadir dalam kemasan yaitu Happy Jus dalam kemasan
genggam (Tetra Pack) 200ml dengan
varian rasa Apel, Cherry-B, Apel berry, Jeruk dan Anggur. Happy Jus kemasan PET
300 ml dengan varian rasa Apel berry dan Anggur.
6. Country
Choice
PT. Sinar Sosro juga menghadirkan produk Country
Choice dalam kategori jus pada akhir tahun 2008, dengan varian rasa jambu,
jeruk, apel, mangga, goji berry.
7. Tebs
Tebs adalah kategori minuman teh berkarbonasi
yang dikeluarkan pada bulan November tahun 2004 dengan kemasan botol kaca (Returnable Glass Bottle) dalam volume
230 ml yang kemudian disusul dengan kemasan kaleng (Can) dengan volume 318 ml.
8. S-Tee
Pada tahun 90-an, untuk memenuhi kebutuhan
konsumen terhadap produk teh dengan harga lebih terjangkau dan volume yang
lebih banyak, maka PT. Sinar Sosro meluncurkan produk teh dalam kemasan botol kaca
(Returnable Glass Bottle) dengan merk
S-Tee bervolume 318 ml.
9. Air
Minum Prim-A
Pada tahun 90-an, PT. Sinar
Sosro juga memproduksi air minum dalam kemasan. Merknya pada saat pertama kali
dikeluarkan adalah Air Sosro. Pada Tahun 1999, Air Sosro berganti nama dengan
Prim-A. Air minum Prim-A hadir dalam kemasan cup 240ml, botol plastik 330ml,
600ml, 1.5 liter, dan dalam kemasan galon.
Bahan baku beberapa produk Sosro
adalah sebagai berikut:
- Teh
Botol Sosro: air, gula industri dan teh hijau yang dicampur dengan bunga melati
dan bunga gambir (dikenal dengan teh wangi).
- Fruit
Tea: air, gula industri, teh hitam dan konsentrat sari buah asli.
- Joy
Tea Green: air, gula industri dan teh hijau.
Bahan baku teh untuk produk-produk
PT. Sinar Sosro disuplai oleh PT. Gunung Slamat, sedangkan bahan baku teh
tersebut dikelola oleh PT. Agro Pangan yang merupakan sister company. Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari
Perkebunan Teh Gunung Rosa, Gunung Manik di Cianjur, Gunung Cempaka di Cianjur;
Perkebunan Teh Gunung Satria, Neglasari di Garut; Perkebunan Teh Daerah Cukul
di Pangalengan; dan Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya.
PEMBAHASAN
Lingkungan Industri dan
Perilaku Konsumen Pasar Timur Tengah
Timur Tengah merupakan
negara dengan hasil utama minyak bumi. Pada tahun 2015, kenaikan dan penurunan
harga minyak tidak begitu berpengaruh pada ekonomi negara-negara di Timur
Tengah. Negara ini masih tetap stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Pertumbuhan populasi yang tinggi, liberasi ekonomi, dan peningkatan investasi
membuat Timur Tengah menjadi salah satu tujuan Investasi luar negeri.
Perekonomian di Timur Tengah juga telag berkembang secara global, seperti Dubai Ports World, Emirates Airline, dan
Saudi Aramco.
Karakteristik pasar Timur Tengah
adalah pertumbuhan tingkat populasi, yang meningkatkan pasar konsumen. Populasi
yang lebih muda juga mempunyai ketertarikan yang tinggi pada aplikasi, media,
dan juga pendidikan. Beberapa negara di Timur Tengah yang merupakan negara
dengan ekonomi yang menjadi titik pusat adalah Dubai, Abu Dhabi, Kairo,
Isanbul, Doha, dan Manama. Kesempatan untuk investasi dan bisnis yang dapat
memberikan keuntungan di Timur Tengah terletak pada bisnis pelayanan, makanan
dan minuman, pelayanan, dan perumahan. Moroko merupakan salah satu contoh
negara yang sudah meningkatkan ekonominya pada bidang tourism.
Beberapa negara di Timur Tengah yang
termasuk dalam GCC (Gulf Cooperation Council), yaitu Bahrain, Kuwait, Oman,
Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Negara GCC ini, menurut data dari Bank
Dunia, mempunyai tingkat populasi yang meningkat dua kali lipat selama 20 tahun
menjadi 51 juta pada tahun 2015. Lebih lanjut, data yang diperoleh oleh Bank
Dunia dan PBB menunjukkan bahwa pada tahun 2050, populasi yang lebih tua akan
meningkat sebanyak 20% dibandingkan saat ini. Namun, populasi yang berumur
dibawah 25 tahun adalah lebih dari 40% yang merupakn tingkat yang cukup tinggi.
3 miliar orang, sekitar 40% dari populasi dunia rata-rata mempunyai waktu empat
jam singgah di bandara di UEA. Selin itu, GCC merupkn negr nomor satu yang
mempunyai urbanisasi yang paling tinggi. Doha merupakan negara dengan kenaikan
urbanisasi tertinggi, mencapai 220%. Sekitar tahun 2030, Arab Saudi menargetkan
mempunyai tiga negara yang dapat masuk ke dalam 100 negara terbaik di dunia.
Dilihat dari segi lingkungan,
menurut data dari PBB dan Badan Statistik Nasional Timur Tengah, GCC merupakan
negara yang paling banyak menggunakan energi di seluruh dunia. Negara-negara
GCC mempunyai level emisi karbon tertinggi di dunia. Perubahan iklim di
negara-negara GCC sangat terasa dan menyebabkan panasnya cuaca di sana lebih
meningkat. Dari segi teknologi smartphone,
negara-negara GCC merupakan salah satu pengguna smartphone tertinggi yang mencapai 78% di UEA. Penggunaan media
sosial tertinggi di Arab Saudi adalah pada penggunaan Twitter yang mencapai
lebih dari 80% pengguna.
Industri makanan dan hospitalitiy di pasar Timur Tengah
merupakan salah satu yang apaling berkembang. Ketertarikan pasar Timur Tengah
pada produk makanan dan minuman Indonesia, terlihat dari tingginya antusiasme
masyarakat di Arab Saudi pada pameran Saudi Agrafood bulan Oktober 2018 di
Riyadh. Menurut data, dalam tiga hari perayaan delegasi Indonesia berhasil
meraup transaksi hingga 11 juta dolar AS. Total transaksi paling banyak
dihasilkan dari PT Blue Star Anugerah dengan komoditas ikan segar, tuna kaleng,
dan ranjungan sebesar 10,68 juta dolar AS. Sementara itu, PT Rezeki Inthi Artha
dengan komoditas bubuk coklat, tuna kaleng, dan buah nanas meraih transaksi 600
ribu dolar AS dan CV Global Mulyo Mandiri dengan komoditas gaharu dan minyak
esensial meraih transaksi hingga 541 ribu dolar AS. Indonesia merupakan
satu-satunya negara di wilayah Asia yang mengikuti pameran Saudi Agrafood.
Pada tahun 2014, digelar pameran
“The 19th Gulf Food, Hotel and Equipmen Exhibition and Salon Culinaire, and
Restaurant & Cafe Middle East” di Dubai. Pada pameran tersebut, produk
Indonesia yang paling diminati adalah produk mkanan kaleng, susu, minuman
ringan, makanan kecil, makanan kesehatan, permen, beras, mie, makanan cepat
saji, serta teh dan kopi. Pada pameran tersebut, terdapat 12 perusahaan
manufaktur Indonesia yang juga turut serta, salah satunya adalah PT. Sinar
Sosro.
Analisis SWOT PT. Sinar
Sosro
Analisis SWOT adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT
dapat diterapkan dengan cara menganalisis berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses),
dan bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats), serta
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT pada PT. Sinar Sosro
untuk pasar Timur Tengah adalah sebagai berikut:
Strengths:
1. Bahan
Baku Teh Sosro
Bahan baku Teh Sosro merupakan bahan baku
terbaik yang dipilih hanya dari pucuk daun teh terpilih, yang dipetik dari
perkebunan milik sendiri. Bahan baku ini menghasilkan minuman teh dengan aroma
dan cita rasa yang khas dan lebih nikmat.
2. Harga
Terjangkau
Harga dari minuman produksi Sosro tergolong
terjangkau dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Hal ini merupakan salah
satu kekuatan Sosro yang dapat menembus target pasar dari semua jenis umur dan
ekonomi.
3. Pengoahan
Teh
Produksi teh di Sosro diolah dengan
menggunakan mesin paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan
produk terbaik dengan standar kualitas terjaga. Oleh karena itu, produk teh
yang dihasilkanpun tidak sembarangan dan aman untuk dikonsumsi sesuai dengan
standar ISO.
4. Quality Control
Quality
control produk Sosro sangat diperhatikan dan dijaga
baik dengan memperkerjakan staf ahli dibidangnya,
5. Varian
Produk
Beberapa varian produk yang
baru dikeluarkan dapat memenuhi beberapa target segmentasi pasar.
Weaknesess:
1. Kurangnya
Promosi
Merasa menjadi brand yang lama, Sosro kurang
gencar melakukan promosi baik iklan media visual maupun cetak. Hal ini menjadi
salah satu kelemahan Sosro, karena saat ini kebanyakan orang cenderung tertarik
dengan suatu produk setelah melihat iklannya.
2. Keterbatasan
Jenis Produk
Produk yang dikeluarkan hanya berbatas pada
produk minuman saja. Sosro belum melakukan riset dan ekspansi pada
produk-produk makanan ringan, sehingga penawaran produknya baru sebatas produk
minuman dalam kemasan maupun teh saja.
3. Desain
Kemasan
Kemasan produk yang kurang variatif sehingga
membuat konsumen bosan. Kemasan produk Sosro cenderung terlalu standar dan
kurang menarik bagi pangsa pasar anak muda, padahal pasar Timur Tengah
mempunyai tingkat populasi anak muda yang cukup tinggi.
4. Produk
Kaca
Produk yang masih menggunakan
botol kaca, kurang praktis untuk dibawa oleh konsumen. Produk kaca merupakan
produk unggulan dan nomor satu yang dikeluarkan oleh Sosro. Namun, seiring
berkembangkan jaman, produk seperti ini menjadi sulit untuk dibawa dan rawan
pecah.
Opportunites:
1. Mobilitas
Masyarakat yang Tinggi
Semakin banyaknya kesibukan maka semakin
banyak orang menginginkan hal yang praktis, dan lebih menyukai minuman yang
bisa dibawa kemanapun.
2. Pusat
Perbelanjaan Meningkat
Meningkatnya pusat perbelanjaan dapat
membantu penjualan teh botol sosro. Teh botol sosro dapat disediakan di
berbagai pusat perbelanjaan yang menjadi salah satu tujuan pengunjung untuk
melepas dahaga.
3. Banyaknya
Fast Food
Banyaknya rumah makan, maupun perusahaan fast food yang dapat diajak bekerja
sama. Sosro dapat menyediakan paket-paket hemat makanan yang sudah ditambah
dengan minuman teh botol, sehingga konsumen dapat langsung mempunyai minuman
pada saat melakukan pemesanan makanan.
4. Populasi
Anak Muda
Tingginya tingkat populasi anak muda di Timur
Tengah dapat menjadi salah satu target pasar Sosro yang potensial. Minuman
dalam kemasan biasanya menjadi salah satu tujuan anak muda dalam melepaskan
dahaga. Minuman seperti Sosro menjadi menarik bagi anak muda, karena selain
praktis di bawa kemanapun, mudah didapat, rasanya juga menyegarkan.
5. Masyarakat
yang Menyukai Teh
Masyarakat Timur Tengah yang menyukai teh
dapat menjadi salah satu peluang bagi Sosro untuk melakukan penetrasi di pasar
Timur Tengah.
6. Pengguna
Twitter Aktif
Masyarakat Arab yang gencar menggunakan
Twitter dapat menjadi salah satu objek iklan untuk produk-produk Sosro di
Twitter.
7. Iklim
di Timur Tengah
Timur Tengah merupakan
negara dengan iklim yang panas dan produk minuman yang menyegarkan cenderung
diminati di negara beriklim panas seperti di Timur Tengah. Produk minuman yang
siap diminum dan siap dibawa kemana saja menjadi salah satu produk yang menarik
dan diminati oleh masyarakatnya.
Threats:
1. Cuaca
Ekstrim
Cuaca yang ekstrim dan sering berubah-ubah
membuat produktivitas bahan baku sedikit terganggu. Hasil dari perkebunan teh
juga tergantung pada cuaca. Cuaca ekstrim dapat menyebabkan produktivitas teh
menjadi menurun dan kualitas teh juga kurang baik.
2. Produk
Pesaing
Banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang
memiliki produk sama dan lebih kreatif, baik dalam hal desain, rasa, varian,
maupun iklan. Produk minuman teh, saat ini sangat banyak jenis dan ragamnya.
Banyak perusahaan yang mengeluarkan produk dengan berbagai rasa yang lebih
menarik dan lebih unik yang lebih diminati masyarakat.
3. Medan
Tempuh
Medan tempuh terutama di wilayah pelosok
sulit sehingga terkadang mengganggu sistem distribusi. Distribusi produk ke
daerah Timur Tengah yang mempunyai cuaca cukup ekstrim dan panas juga
menyebabkan produk harus lebih dijaga pada saat pengirimannya, sehingga
kualitas produk tidak menurun.
4. Birokrasi
Pemerintah
Birokrasi pemerintah untuk eksport kurang
mendukung. Pemerintah Indonesia masih kurang melakukan dukungan pada perusahaan
di Indonesia yang ingin melakukan eksport ke luar negeri. Perlu dukungan yang
lebih dan birokrasi yang dipermudah, sehingga perusahaan lebih mudah melakukan
penetrasi di pasar luar negeri, khususnya Timur Tengah.
5. Urbanisasi
di Indonesia
Tingkat urbanisasi yang tinggi sehingga
jumlah petani teh semakin menurun. Hal ini menyebabkan produksi teh juga
semakin menurun karena petani Indonesia yang semakin berkurang dan lebih
memilih untuk mencari pekerjaan di kota.
6. Rawan
Konflik
Timur Tengah merupakan
negara yang cenderung rawan konflik dan masih sering berperang. Konflik-konflik
seperti perang saudara, perang politik, maupun terorisme merupakan hal yang
sering terjadi di beberapa negara di Timur Tengah, salah satunya Irak. Hal ini
merupakan salah satu risiko yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang ingin
memasukkan produknya ke pasar Timur Tengah.
Analisis Pesaing
Produk minuman teh siap saji dalam
kemasan seperti Sosro, tentu saja mempunyai banyak pesaing. Saat ini di
Indonesia, produk-produk sejenis sangat banyak ragam dan varian rasanya,
seperti Teh Kotak, Teh Pucuk Harum, Frestea, dan masih banyak lagi. Namun, pesaing
utama Sosro yang juga melakukan penjualan dengan menggunakan botol kaca dan
merupakan merek dagang internasional yang sudah memasarkan produknya secara
global adalah Tekita dan Frestea.
Antara tahun 1995-1996, terjadi
perubahan peta pasar minuman teh botol. Saat itu muncul Tekita dari PT Pepsi
Cola dan Grup Salim. Kehadirannya cukup mengguncangkan karena didukung oleh
perusahaan-perusahaan besar. Kehadiran Tekita ini pastinya bertujuan untuk
menggerogoti Teh Botol Sosro yang sudah menguasai 70% lebih pangsa pasar
minuman teh dalam botol. Selanjutnya, kehadiran Frestea yang didukung oleh
perusahaan multinasional diyakini bakal mengubah peta pasar minuman teh dalam
kemasan. Buktinya, Frestea, menurut data AC Nielsen terus mengalami lonjakan
pertumbuhan. Data tahun 2003, ia tumbuh 12%. Bagaimanapun, Teh Botol Sosro
sudah sangat tua, sementara konsumen baru sudah disergap oleh produk-produk teh
baru.
Frestea diluncurkan pertama kali
pada tahun 2002 dan merupakan bagian dari Beverage Partners Worldwide (BWP),
yaitu perusahaan patungan hasil kemitraan yang sukses antara The Coca-Cola
Company dengan Nestle, SA. Frestea diproduksi dengan menggunakan standar
kualitas tinggi The Coca-Cola Company, menggunakan teknologi tinggi dan
didukung oleh proses produksi higienis, demi memastikan bahwa setiap botol
Frestea memilki kualitas yang sama.
Frestea merupakan produk dari
Coca-Cola Bottling Indonesia yang merupakan salah satu produsen dan distributor
minuman ringan terkemuka di Indonesia. CCBI memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Produk inovatif minuman
siap saji (RTD). Merek ini dikembangkan secara lokal di Indonesia dan merupakan
bagian dari Beverage Partners Worldwide (BWP), yaitu perusahaan patungan hasil
kemitraan yang sukses antara The Coca-Cola Company dan Nestle, SA. Frestea
dikembangkan untuk menangkap pengalaman dalam menikmati teh tubruk, dengan
rasa, aroma, dan warna menjadi faktor terpenting dimana konsumen bisa
membedakan kualitas sebuah produk.
Cita rasa tehnya yang sangat khas
dan inovatif tercipta melalui sajian aroma melati yang menyenangkan dan rasa
teh yang unggul. Botolnya yang unik menonjolkan kualitas rasa teh asli, dengan
tekstur emboss dua elemen daun yang saling bersilang. Frestea diproduksi dengan
menggunakan standar kualitas tinggi The Coca-Cola Company, menggunakan
teknologi tinggi dan didukung oleh proses produksi higienis. Frestea memilki
kualitas yang sama. Untuk tahap awal, peluncuran produk ini difokuskan di
Jakarta dan Jawa Barat yang merupakan pasar mayoritas dari konsumsi produk teh
siap minum
Produk frestea memiliki kekuatan
dalam saluran distribusinya, yakni mampu menjangkau sampai warung-warung kecil,
menjangkau hampir seluruh pelosok daerah dengan merata, dan stok barang yang rutin
dan teratur sehingga tidak ada permintaan konsumen yang tidak terpenuhi. Selain
itu produk Frestea memiliki keunggulan dalam periklanan, yakni menempatkan
periklanannya pada saat event-event tertentu sehingga memberikan dampak yang
lebih signifikan, serta lebih efektif dan efisien. Selain itu, produk ini baru
diluncurkan pada tahun 2002 untuk menjadi pesaig teh botol sosro, dan langsung
bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat. Frestea mampu menyedot perhatian
masyarakat dan memunculkan brand image yang
cukup baik, sehingga masyarakat langsung bisa membayangkan rasa dan bentuk dari
produk ini ketika menonton atau melihat iklan frestea.
Kelemahan produk frestea adalah
kurang mendapat fokus dari perusahaan Coca-Cola, hal tersebut dikarenakan
produk frestea bukan merupakan produk utama dari perusahaan Coca-Cola, sehingga
fokus perhatian dari perusahaan itu sendiri tidak langsung pada produk frestea.
Kurangnya fokus dari perusahaan itu menyebabkan terbatasnya dana bagi
pengembangan produk frestea, sehingga riset pasar, inovasi produk dan hal-hal
yang berkenaan dengan pengembangan produk belum bisa begitu maksimal. Selain
itu permasalahan dan kepentingan produk cendrung dikesampingkan dan produk juga
cenderung kurang berkembang.
Terdapat satu lagi pesaing teh botol
sosro yang dinilai cukup kuat, yaitu Teh Pucuk Harum. Teh Pucuk Harum dapat
dibilang belum lama diluncurkan di pasaran, yakni tahun 2011. Meski masih
seumur jagung, merek ini terbilang sukses di pasar. Dalam tiga tahun terakhir
saja Teh Pucuk mampu melampaui beberapa merek yang sudah beredar sebelumnya
seperti Ultra Teh Kotak, Teh Gelas, dan Frestea. Prestasi gemilang Teh Pucuk
Harum paling terlihat di tahun 2016 saat Top Brand Index (TBI) Teh Pucuk Harum
melonjak tajam hingga enam kali lipat dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun
2015 Teh Pucuk Harum menempati posisi ke-6 dengan TBI 4.1%, tahun 2016 TBI Teh
Pucuk Harum mencapai 24.8%. Perolehan ini mendudukkan Teh Pucuk Harum di posisi
ke-2 dengan gap indeks hanya terpaut 9.0% dari market leader Teh Botol Sosro.
Teh Pucuk Harum bahkan mampu
menggerogoti persentase market share
Teh Botol Sosro. Dari 27.0% market share
Teh Pucuk Harum, merek ini bersaing ketat dengan Teh Botol Sosro di kota
Jabodetabek, Bandung, Makassar, Palembang, Pekanbaru, dan Banjarmasin karena
memiliki gap indeks terpaut kurang dari 10.0%. Mayora berinovasi melalui
strategi positioning yang baik untuk
Teh Pucuk Harum. Hal ini pun didukung oleh strategi komunikasi yang unik dan
berbeda.
Iklan ini diperkuat dengan tagline-nya “Rasa teh terbaik ada di
pucuknya”. Dari iklan ini, Teh Pucuk Harum mengedukasi masyarakat bahwa rasa
teh terbaik hanya diperoleh dari pucuk daun. Strategi diferensiasi ini efektif
menarik perhatian pendengar atau calon konsumen, terutama bagi pendatang baru,
dalam menciptakan brand awareness.
Dalam menancapkan kuat kata-kata “pucuk” di benak konsumen, Mayora juga berani
mengeluarkan anggaran iklan yang cukup tinggi di media televisi. Menurut
Adquest Nielsen, pada tahun 2011 Teh Sosro mengeluarkan dana iklan sebesar Rp 49,97
miliar. Sementara, Mayora mengeluarkan dana dua kali lipatnya untuk Teh Pucuk
Harum, yakni Rp 94,55 miliar. Pada tahun berikutnya, Januari-Oktober 2012, Teh
Sosro menjawab tantangan Teh Pucuk Harum dengan menaikkan biaya iklan hingga
sebesar Rp129,26 miliar. Seakan tidak mau kalah, Teh Pucuk Harum menambah dana
iklan mereka hingga mencapai Rp131,84 miliar.
Di sisi lain, Teh Pucuk Harum juga
melakukan diferensiasi melalui kemasan produk mereka. Teh Pucuk Harum bisa
dikatakan sebagai pelopor minuman teh kemasan botol plastik dengan kemasan
botol berisi 350 ml. Kemasan yang lebih kecil ini membuka kesempatan bagi
Mayora untuk menekan harga eceran tertinggi yang ditawarkan ke pasar. Teh Pucuk
Harum dijual di pasaran dengan harga eceran tertinggi Rp 3.500. Harganya
tergolong terjangkau dibandingkan merek-merek lain yang mematok harga antara Rp
3.000–Rp 6.000. Pada akhirnya, kemasan ekonomis ini menciptakan pricing point yang cocok untuk target
market RTD Tea yang memiliki posisi tawar tinggi, sensitif terhadap harga, dan
switching cost yang rendah. Harga yang rendah akan menciptakan keinginan
konsumen untuk mencoba.
Tahun 2000-2004 kinerja PT. Sinar
Sosro terus mengalami perubahan yang signifikan meskipun terjadi serangan dari
produk Frestea di tahun itu. Penjualan teh perusahaan Sinar Sosro tahun 2004
mencapai Rp 2 Triliun rupiah dengan laba bersih Rp 46,1 milyar rupiah dengan
beban usaha Rp 444 milyar rupiah. Pesanan untuk produk Teh Botol Sosro tumbuh
rata-rata 39,6% pertahun sementara pesanan Fruit Tea dan S-Tea, dalam kurun
waktu tahun 2003-2004, meningkat masing-masing 300% pertahun. Awal November
2004 dibuatlah promo Teh Botol Sosro yang menandai kelahiran kembali komunikasi
Sosro. PT. Sinar Sosro melakukan program promosi kembali. Salah satunya program
yang terkenal itu adalah promosi struk rezeki Teh Botol. Promosi yang dilakukan
September 2004, merupakan bentuk lain strategi kampanye dengan target audiens
konsumen Teh Botol Sosro dengan tujuan mengapresiasi konsumen dengan undian
berhadiah. Setelah sukses dengan Teh Botol Sosro, S-Tea dan Fruit Tea, PT Sinar
Sosro kembali meluncurkan Tebs Tea Cooler. Selain produk ini rasanya unik,
produk ini baru menciptakan minuman teh baru teh berkarbonasi.
Data yang diperoleh tersebut
menunjukkan bahwa Sosro merupakan salah satu bukti nyata sebuah produk yang
mampu bertahan dan mempunyai strategi yang kuat walaupun diterjang oleh
pesaing. Pada saat memasuki pasar luar negeri, Sosro juga harus mampu membentuk
strategi-strategi bersaing yang kuat seperti halnya saat di pasar Indonesia. Di
pasar Timur Tengah, Sosro harus mampu melakukan peta pesaing, bagaimana
persaingan produk minuman di sana, serta bagaimana strategi dalam menghadapi
pesaing tersebut merupakan hal yang harus dipikirkan oleh Sosro. Misalkan,
masyarakat Timur Tengah cenderung menyukai meminum teh hangat bersama, hal ini
dapat menjadi salah satu ide bagi Sosro untuk memproduksi teh yang dapat
dinikmati bersama dengan keluarga dan cocok di lidah masyarakat Timur Tengah.
Sosro dapat mencoba memproduksi minuman teh siap saji tetapi tetap dapat
dinikmati bersama keluarga dan bukan untuk kebutuhan instan.
Product Life Cycle
Siklus Hidup Produk adalah
tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari
diperkenalkannya kepada pasar (market)
hingga pada akhirnya hilang dari pasaran (Kotler & Armstrong, 2014). Untuk
memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras melakukan
berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi di pasar (market).
Pada umumnya, Siklus Hidup Produk
atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai keempat tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum
yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap
Siklusnya.
Tahap
Perkenalan (Introduction)
Tahapan
Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Beberapa
ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah:
Produk
baru diluncurkan ke Pasar
Omset
penjualan yang masih rendah
Kapasitas
produksi masih rendah
Biaya
per unit yang masih tinggi
Cash
Flow Negatif
Distributor
berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum terbukti
Kualitasnya.
Diperlukannya
promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya
promosi yang tinggi)
Strategi yang sering digunakan dalam
Tahap Perkenalan (Introduction)
adalah:
Mendorong
Adopsi pelanggan
Mengeluarkan
Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada produk dan juga
untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
Menggunakan
strategi Harga Peluncuran (Skimming)
atau Harga Penetrasi (Penetration)
Distribusi
yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)
Padaawal tahap pengenalan, produk Sosro
ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti sopir dan
pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan
hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan
kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi
dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia
di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini
disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya.
Pada masa-masa awal peluncurannya, teh
botol Sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen. Mereka justru menganggap aneh
produk ini karena kemasan botol dan penyajian dinginnya. Namun sosro tidak
patah arang. Perusahaan ini terus mengedukasi pasarnya melalui iklan-iklan di
berbagai media dan promosi-promosi on the spot. Perlahan tapi pasti produk teh
botol Sosro mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Terlebih
ketika slogan “Apapun makannya, minumnya Teh Botol Sosro” dimunculkan. Slogan
ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga produk minuman secara
keseluruhan.
Pada waktu itu, strategi promosi
yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir
pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan
perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan
kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan
pertama kali di Indonesia.
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh
untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada
awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh
yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing
dengan kompetitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh
akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini
menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Tahap
Perkembangan (Growth)
Tahap Perkembangan (Growth) adalah
tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh
konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah:
Memperluas
pasar
Omset
penjualan yang naik signifikan
Meningkatnya
kapasitas produksi
Produk
mulai diterima oleh pasar
Cash
Flow mulai berubah menjadi Positif
Pasar
semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru akan
mulai bermunculan
Biaya
per unit akan turun ke skala yang ekonomis
Strategi yang sering dilakukan dalam
Tahap Perkembangan adalah sebagai berikut:
Membuat
iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding)
Memperbanyak
saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
Meningkatkan
kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model
atau varian.
Menurunkan
harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
Masih
mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.
Pada saat tahap pertumbuhan,
meningkatnya konsumen dan pangsa pasar, banyak perusahaan yang tergiur untuk
meluncurkan produk teh. Semakin bermunculan produk teh-teh lainnya serta
semakin banyaknya pesaing PT. Sinar Sosro melakukan berbagai macam inovasi
dengan meluncurkan less sugar yang
rendah kalori, dan dimaksudkan untuk para penderita diabetes. Serta berbagai
macam bentuk kemasan yaitu kemasan botol beling, volume 220 ml; kemasan kotak (Tetra Pack), volume 200 ml, 250 ml, 330
ml dan 1 Liter; kemasan botol plastic PET 450 ml, 500 ml; kemasan pouch 150 ml.
Langkah yang dilakukan Teh Botol
Sosro lainnya adalah dengan slogannya “Apapun makanannya, minumnya Teh Botol
Sosro.” Kampaye baru yang dibuat tahun 2002, terlihat berbeda dan menggeser
objek target pasar bukan hanya terfokus pada remaja saja, tetapi juga keluarga.
Selain itu, Teh Botol Sosro juga menggencarkan program promosi. Salah satunya
yang terkenal dengan program promosi Struk Rejeki Teh Botol. Kegiatan yang
dilangsungkan September 2004 ini, merupakan bentuk lain strategi kampanye
dengan target audiens konsumen Teh Botol Sosro. Program ini bertujuan
mengapresiasi konsumen dengan undian berhadiah.
Tahap
Kedewasaan (Maturity)
Pada tahapan ini, biasanya suatu
produk akan dicirikan sebagai berikut:
Peningkatan
Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam
merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
Kapasitas
produksi yang tinggi
Memiliki
laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
Cash
Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
Pesaing
yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
Harga
Produk mulai turun
Strategi yang sering dilakukan dalam
Tahap Kedewasaan adalah sebagai berikut:
Memperbaiki
dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa,
estetika)
Meninggalkan
varian produk yang tidak kuat di pasar.
Kapasitas
produksi pada kondisi yang rasional
Menerapkan
harga yang lebih bersaing
Menggunakan
iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
Menarik
pengguna-pengguna baru
Distribusi
yang intensif
Memasuki
Segmen pasar yang baru
Repositioning
Teh Botol Sosro merupakan sebuah
contoh merek yang telah dikembangkan dan dipertahankan selama puluhan tahun.
Bermula sebagai adopsi dari merek teh melati produksi keluarga Sosrodjojo, yang
kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah merek yang sangat dekat dengan
pelanggan melalui strategi-strategi yang dilakukan. Hasil dari usaha itu adalah
hingga kini Sosro menjadi pemimpin dalam kategori teh dalam botol, bahkan dapat
bersaing dengan perusahaan multinasional yang ikut bermain dalam kategori ini. Brand Equity dari Sosro telah terbentuk
melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol
Sosro menjadi merek dengan brand equity
yang kuat. Hasilnya adalah pada tahap dewasa ini, dapat memudahkan PT. Sinar
Sosro untuk melakukan pengembangan pasar, seperti misalnya dengan mengenalkan
produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk pengkonsumsi minuman
berkarbonasi. Selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit margin yang
lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen dan distributornya.
Tahap
Penurunan (Decline)
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan
akan semakin menurun dan jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang
ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar. Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah
sebagai berikut :
Laba
menurun secara signifikan dan cash flow
akan melemah
Pasar
menjadi jenuh
Akan
banyak pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
Kapasitas
produksi akan menurun
Strategi yang sering digunakan pada
tahap penurunan adalah sebagai berikut:
Melakukan
promosi untuk mempertahankan pelanggan yang setia
Mempersempit
saluran distribusi
Menurunkan
harga uang menjaga daya saingnya
Produk Sosro dilihat dari siklus
hidupnya saat ini masih memasuki tahap kedewasaan dan belum masuk ke tahap
penurunan. Namun, Sosro perlu untuk waspada dalam hal ini, produk Sosro sudah
memiliki banyak pesaing dan harus terus melakukan berbagai macam strategi untuk
tetap dapat bertahan dalam kondisi ekonomi saat ini dan tetap menjadi pelopor
diantara banyaknya pesaing yang terus bermunculan. Beberapa strategi yang dapat
dilakukan oleh Sosro untuk memperlambat produknya memasuki tahap penurunan
adalah sebagai berikut:
1. Periklanan
Sosro harus terus gencar melakukan iklan agar
dapat menambah pengguna baru dan berusaha mengingatkan pengguna lama. Slogan
Sosro harus lebih sering ditampilkan, agar konsumen menjadi lebih menyadari
adanya produk Sosro. Selain itu, penanaman mengenai slogan ini di iklan dapat
membantu konsumen ketika memilih produk pada saat melakukan transaksi di toko
ataupun rumah makan. Ketika konsumen menyadari adanya produk Sosro, maka hal
pertama yang akan diingat oleh konsumen ketika mencari produk minuman adalah
Teh Botol Sosro.
2. Menurun
Harga
Strategi penurunan harga ini dilakukan untuk
menarik pelanggan baru. Sosro memang merupakan produk yang sudah lama, namun
Sosro harus tetap mampu menggaet pelanggan-pelanggan baru agar terus dapat
meningkatkan penjualan produknya dan tetap berada di hati masyarakat.
3. Penambahan
Nilai (Adding Value)
Sosro dapat menambahkan nilai-nilai baru pada
produk minumannya. Produk minuman pada dasarnya hanya untuk membantu konsumen
melepaskan dahaga. Namun, penambahan nilai ini dapat dilakukan dengan cara
menambahkan varian rasa, jelly ataupun beberapa tambahan lainnya pada minuman,
sehingga minuman tidak hanya dicari sebagai pelepas dahaga saja.
4. Menjelajahi
Pasar Baru
Sosro dapat mencoba menjual produk keluar
negeri, seperti pasar Timur Tengah. Ekspansi ke luar negeri dapat membantu
menyegarkan produk Sosro dan mengenalkan produknya kepada konsumen baru. Hal
ini juga membantu Sosro untuk tetap bertahan dalam tahap dewasa dan mencegah
penurunan produk.
5. Memperbarui
Kemasan
Sosro perlu untuk menggantikan
kemasan pada produk dengan warna yang lebih cerah dan segar. Banyak pesaing
Sosro yang mempunyai kemasan lebih inovatif dan menarik, sehingga Sosro perlu
memperhatikan desain kemasannya agar terus menarik konsumen.
Strategi Penguatan Brand
Equity
Brand
Equity atau ekuitas merek merupakan salah satu hal
yang penting dalam pemasaran sebuah produk. Ekuitas merek dikategorikan menjadi
kategori aset dan suatu kewajiban yang melekat pada nama ataupun suatu simbol
dan menambah nilai dari produk tersebut (Aaker, 1996). Beberapa ketagori pada brand equity adalah brand awarness, perceived equity, brand association, brand loyalty, dan
other assets. Namun, ketiga kategori
yang terpenting dalam pengembangan ekuitas merek adalah brand awarness, brand association, dan brand loyalty. Lebih lanjut, Yoo, Donthu, dan Lee (2000) menyatakan
bahwa ekuitas merek dalam suatu perusahaan harus juga mempertimbangkan persepsi
dan perilaku konsumen yang dapat mengarahkan konsumen tersebut pada merek
tertentu dibandingkan dengan merek lainnya.
Hal pertama yang harus diperhatikan
oleh suatu perusahaan dalam mendapatkan suatu ekuitas merek adalah brand awareness dan brand association. Brand
awareness merujuk pada bagaimana konsumen dapat membedakan dan mengingat
suatu merek dalam mengambil keputusan pembelian (Sondoh, Omar, Wahid, Ismail
& Harun, 2007). Sedangkan, brand
association merupakan pengetahuan dalam diri konsumen mengenai suatu merek
(Yoo, Donthu & Lee, 2000). Kunci utama dalam brand loyalty adalah kepuasan konsumen. Pembelian suatu produk yang
didasarkan pada kesetiaan konsumen akan menjadi kebiasaan dan merupakan suatu
hasil dari ekuitas merek yang paling tinggi. Konsumen dengan brand loyalty yang tinggi akan tetap
setia membeli dan mencari suatu merek walaupun merek tersebut mengalami
kenaikan harga ataupun mempunyai beberapa perubahan kecil.
Teh Botol Sosro merupakan sebuah
contoh merek yang telah dikembangkan dan dipertahankan selama puluhan tahun.
Bermula sebagai adopsi dari merek teh melati produksi keluarga Sosrodjojo, yang
kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah merek yang sangat dekat dengan
pelanggan melalui strategi-strategi yang dilakukan. Hasil dari usaha itu adalah
hingga kini Sosro menjadi pemimpin dalam kategori teh dalam botol, bahkan dapat
bersaing dengan perusahaan multinasional yang ikut bermain dalam kategori ini.
Kekuatan merek yang dimiliki oleh
Sosro merupakan hasil dari penerapan strategi yang baik dalam pembentukan
merek. Hal ini dapat kita lihat dari langkah-langkah yang dilakukan PT. Sinar
Sosro dalam mengembangkan merek Teh Botol Sosro, yaitu pertama kali mengenalkan
teh siap minum dalam kemasan botol. Sosro memiliki target pasar yang jelas,
dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi
promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya
parkir pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan
perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan
kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan
pertama kali di Indonesia.
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh
untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada
awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh
yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing
dengan kompetitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh
akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini
menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Positioning yang dilakukan oleh
Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik. Hal ini ditunjukan dari
integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P. Contoh adalah bahwa pengembangan
produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara penentuan harga dengan
saluran distribusi. Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan
mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan kualitas produk
sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan. Pengembangan proses yang dilakukan
oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply
chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. Berbeda dengan proses distribusi
produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk
memperluas cakupan distribusi dari Sosro.
Brand Equity dari Sosro telah
terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek
Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat. Beberapa hal yang
dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini adalah:
- Brand Awareness
Brand awareness yang
dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari
Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum
dalam kemasan botol. Pada pasar Indonesia, Sosro memang terbukti sudah memiliki
hati dikalangan konsumennya. Namun, untuk memasuki pasar Timur Tengah, Sosro
harus lebih bekerja keras dalam meningkatkan brand awarenessnya. Penggunaan iklan dan berbagai media sosial
dapat menjadi salah satu wadah bagi Sosro untuk meningkatkan pangsa pasarnya di
Timur Tengah.
Sosro
dapat melihat penggunaan iklan yang menarik bagi pasar Timur Tengah seperti
apa. Salah satu contohnya adalah pada iklan Coca-Cola, disalah satu edisi
spesial puasa yang menggambarkan seorang wanita dengan menggunakan hijab
ditemani berbuka puasa oleh temannya yang tidak berhijab. Iklan mengenai agama
Islam yang merupakan agama mayoritas di Timur Tengah dan juga budaya-budaya di
Timur Tengah seperti itu dapat menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen
Timur Tengah untuk lebih aware dan
paham mengenai adanya merek Sosro di pasar Timur Tengah. Selain itu, Sosro juga
dapat membuat iklan dengan mencampurkan dua kebudayaan, Indonesia dan Timur
Tengah, sehingg dapat menrik bagi konsumen Timur Tengah tanpa menghilangkan
identitas budaya Indonesia dalam produk dan iklannya.
- Perceived Quality
Perceived quality dari
Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro telah
berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari
konsumen. Kualitas produk Sosro harus terus dijaga dan jika memang masih
memungkinkan harus terus ditingkatkan, sehingga ketika masuk ke pasar Timur
Tengah, konsumen dapat meraa lebih aman dan menyukai produk dari Sosro.
Memasuki
pasar luar negeri tentu membuat Sosro harus lebih memperhatikan kualitas dari
produknya dan terus meningkatkan mutu sesuai dengan standar-standar produk yang
diinginkan pasar di negara tujuan. Sosro sudah memiliki beberapa sertifikat
yang menunjang produknya untuk melakukan penetrasi di paar luar negeri.
sertifikat tersebut adalah Sertifikat ISO 9000:2000 yang merupakan sertifikat
yang menjamin kualitas pengolahan dan hasil produk, serta Sertifikat ISO 14.000
yang merupakan sertifikat yang menjamin keramahan lingkungan. Selain kedua sertifikat
tersebut, dalam memasuki paar Timur Tengah, Sosro juga harus mendaftarkan diri
serta mencari sertifikat untuk label halal. Hal ini merupakan salah satu hal
yang penting dalam menciptakan ekuitas merek. Pasar Timur Tengah yang
berpenduduk mayoritas muslim tentu hanya mengonsumis makanan dan minuman dengan
label halal saja. Sosro juga harus dapat memiliki sertifikat halal agar dapat
dipercaya oleh konsumen di Timur Tengah.
- Brand Association
Brand association dari Teh Botol Sosro di
Indonesia cukup kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh botol
kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.
Agar dapat memasuki pasar Timur Tengah dan memperoleh brand association yang kuat, Sosro harus gencar dalam melakukan
promosi dan iklan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan berbagai macam
promo yang terus menggunakan Teh Botol Sosro sebagai slogan dan bentuk
iklannya, sehingga ketika konsumen membutuhkan minuman teh dalam botol, maka
yang diingat adalah merek Teh Botol Sosro.
Sosro
juga harus menciptakan slogan yang menarik dan mudah diingat oleh pasar Timur
Tengah. Slogan tersebut dapat dibuat dalam bahasa Inggris maupun bahasa yang
menjadi bahasa sehari-hari di pasar Timur Tengah. Slogan yang dibuat juga harus
slogan yang mudah diingat dan melekat di pikiran konsumen, sehingga ketika
slogan tersebut tayang di TV ataupun ada di sosial media maupun gambar cetak,
konsumen langsung tau dan terbayang merek dari Teh Botol Sosro.
- Brand Loyalty
Brand loyalty dari
Teh Botol Sosro di Indonesia juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan
saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan
dengan jargon “Apapun makanannya, minumannya Teh Botol Sosro”. Pada pasar Timur
Tengah, brand loyalty dari Sosro ini
dapat diperoleh ketika Sosro sudah mampu melakukan brand awareness dan brandassociation
dengan baik. Pada saat iklan dan slogan Sosro sudah dikenal dan dipahami
dengan baik oleh masyarakat Timur Tengah, maka loyalitas dari konsumennya juga dapat
terbentuk dan menjadikan Sosro menjadi produk yang diminati di Timur Tengah.
Ketika brand equity produk Sosro sudah kuat dan berhasil di pasar Timur
Tengah, maka akan menjadi mudah bagi Sosro untuk melakukan pengembangan produk
dan melakukan variasi produk. Sosro juga dapat melakukan segmentasi pasar di
Timur Tengah yangs sesuai dengan kalangan umur, misalnya minuman untuk kalangan
anak kecil, anak muda, remaja, keluarga, maupun orang tua. Produk Sosro dapat
di diferensiasi dengan mudah ketika Sosro sudah berhasil melakukan brand euity di pasar Timur Tengah. Selain
itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit margin yang lebih besar, yang
terlihat dari profit margin antara agen dan distributornya.
Kekuatan brand equity perlu dijaga
agar jangan menjadi merek generik. Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro
adalah karena justru penggunaan kata “Teh Botol” kemudian memberikan asosiasi
pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak
menjadi merek generik. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap
bisa menghadapi kompetisi yang semakin ketat.
Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro dapat menerapkan
beberapa strategi, diantaranya adalah:
1. Line Extention
Line
extension ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan produk
lain sesuai dengan pangsa pasar yang dituju. Misalnya saja, untuk pasar Timur
Tengah, Sosro dapat mengeluarkan produk teh dengan aroma rempah-rempah, ataupun
produk teh dengan susu yang juga diminati oleh masyarakat Timur Tengah.
Peluncuran produk dengan varian-varian baru dapat dilakukan oleh Sosro dengan
melihat survey masyarakat ataupun kecenderungan masyarakat dalam memilih suatu
produk minuman. Sosro harus terus berinovasi dalam mengembangkan produknya di
pasar Timur Tengah.
2. Brand Extention
Brand
esxtension dapat dilakukan dengan membuat produk minuman
selain teh. Misalkan saja, Sosro membuat produk minuman rempah yang tidak
mengandung teh. Ketika brand equity
di pasar Timur Tengah sudah cukup kuat, maka merupakan saat bagi Sosro untuk
melakukan pengembangan pada jenis minuman lain yang dapat dinikmati dan
diminati oleh masyarakat Timur Tengah.
Sebuah merek merupakan aset yang
sangat penting bagi perusahaan. Dengan memiliki brand equity yang kuat, sebuah perusahaan mendapatkan banyak
keunggulan kompetitif. Dalam menghadapi persaingan di era perekonomian global,
peranan merek menjadi semakin penting. Oleh karena itu, Sosro harus mampu
mengenalkan mereknya terlebih dahulu di pasar Timur Tengah dan juga menguatkan brand equity-nya.
Strategi Promosi
Sosro harus mampu melakukan promosi
yang kuat dan membuat iklan yang dapat menarik konsumen di pasar Timur Tengah.
Pada awalnya, Sosro dapat membuat iklan dengan target pasar kaum anak muda
karena 40% populasinya adalah anak muda. Selain itu, pada saat tertentu Sosro
juga dapat membuat iklan yang ditargetkan untuk keluarga. Pengiklanan ini
merupakan hal yang penting dalam strategi promosi. Selain itu, Sosro juga dapat
mengadakan kuis-kuis berhadiah melalui sosial media. Hal ini terbukti di
Indonesia strategi pengiklanan yang baik dapat meningkatkan brand equity suatu produk.
Pada tahun 1994, pihak manajemen PT
Sinar Sosro melakukan program promo undian berhadiah dan mengubah slogan:
“Hari-hari Teh Botol” menjadi “Hari- hari Teh Sosro”. Slogan ini tetap meraih
pasar anak muda, tetapi Teh Botol Sosro
tidak hanya berupa
minuman sehari-hari anak
muda, melainkan minuman yang
bisa diminum kapanpun.
Dalam rangka memantapkan posisinya sebagai raja teh
manajemen Sinar Sosro, pada Maret 1995 membuat TVC baru dengan jingle yang menarik. Permintaan Teh
Botol Sosro terus
meningkat dan awareness
Sosro dapat mencapai 93%, diikuti pesaingnya Lipton 17%, 2Tang 13% dan Hi-C 2%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa iklan yang menarik dapat menggaet awareness konsumen. Sosro sebaiknya
membuat iklan yang mudah diingat dan didengar oleh konsumen di Timur Tengah,
sehingga ketika konsumen menginginkan produk minuman, maka yang akan diingat
adalah produk dari Sosro.
Pembuatan iklan yang menarik juga
dilakukan dengan cara melihat bagaimana perilaku konsumen di Timur Tengah.
Pasar Timur Tengah tentu berbeda dengan pasar Indonesia. Sosro harus terus
melakukan penelitian dan berbagai macam survey untuk dapat membuat iklan yang
inovatif tetapi juga tetap menarik bagi masyarakat Timur Tengah. Memasuki pasar
asing juga berarti memasuki budaya yang berbeda. Hal ini merupakan salah satu
yang harus diperhatikan juga oleh Sosro. Pembuatan iklan dan promosi harus
sesuai dengan budaya yang ada di Timur Tengah dan tidak menyimpang dari budaya
yang ada, karena kepercayaan konsumen harus terus ditingkatkan. Apabil Sosro
melakukan kesalahan dengan menyimpang dari bduaya yang ada di Timur Tengah,
dapat menyebabkan kepercayaan konsumen hilang dan membuat sosro tidak diterima
di masyarakat Timur Tengah.
Strategi Harga
Pasar Timur Tengah,
khususnya pada negara GCC dan UEA, merupakan masyarakat dengan daya beli yang
tinggi. Pada negara-negara ini, harga dari produk Sosro dapat disesuaikan
dengan daya beli masyarakatnya. Hal tersebut berarti bahwa harga yang dipatok
oleh Sosro di negara ini jangan terlalu rendah dan jangan terlalu ditekan. Pada
negara-negara lain di Timur Tengah, yang daya belinya cukup rendah dan ekonomi
masyarakatnya masih kurang baik, maka harga produk Sosro harus ditekan serendah
mungkin, sehingga menarik minat konsumen.
Namun, secara garis besar, pada saat
memasuki pasar baru, sebaiknya suatu produk jangan terlalu diberi penetapan
harga yang tinggi. Hal ini dikarenakan masyarakat perlu untuk mengenal
produknya terlebih dahulu. Produk baru dengan harga yang lebih terangkau dapat
menarik minat konsumen dibandingkan dengan produk baru yang berharga mahal
namun belum mempunyai brand equity
yang kuat.
Strategi Rantai Pasokan
Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) adalah sebuah
‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari
sudut struktural. Sebuah supply chain
merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi
dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan
kepada konsumen. (Kalakota, 2000). Menurut
Turban, Rainer, dan Porter (2004), terdapat tiga macam komponen rantai pasokan,
yaitu:
- Rantai
Pasokan Hulu (Upstream Supply Chain)
Bagian upstream supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufaktur dengan para penyalurannya dan koneksi mereka kepada pada penyalur
mereka. Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua
jalan dari asal material.
- Manajemen
Internal Rantai Pasokan (Internal Supply
Chain Management)
Bagian dari internal supply chain meliputi semua
proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan
masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas
dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal,
perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian
persediaan.
-
Rantai Pasokan Hilir (Downstream Supply Chain)
Downstream
supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi,
pergudangan, transportasi, dan after
sales service.
Rantai pasokan pada PT. Sinar Sosro
adalah sebagai berikut:
Rantai
Pasokan Hulu
Bagian
upstream supply chain meliputi
aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para supplier, yaitu suplier
bahan baku dan suplier kemasan. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Teh
Botol Sosro adalah teh kering, gula pasir, dan air.
1. Teh
Kering
Teh kering yang digunakan untuk produksi TBS
adalah Teh SPRR atau lebih dikenal dengan jasmine
tea. Teh SPRR merupakan jenis teh yang dalam proses pengolahannya menjadi
teh kering tidak melalui tahap fermentasi dan diberi aroma bunga melati.
Superior dalam tingkat kualitas teh menunjukkan bahwa teh tersebut adalah grade
pertama, meskipun standar superior sendiri berbeda untuk masing-masing
perkebunan. Secara lebih spesifik jenis teh yang digunakan memiliki
perbandingan tertentu antara lain jenis peko, jikeng dan tulang. Teh SPRR yang
digunakan di PT. Sinar Sosro berasal dari PT. Gunung Slamet Slawi, yang
merupakan bagian grup Sosro. Teh SPRR dikemas dengan kemasan dua lapis. Pada
bagian luar memakai karung goni sedangkan pada bagian dalam memakai kantong
plastik. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi teh kering dari air dan udara
lembab. Setiap karung Teh SPRR beratnya adalah 25,5 kg.
2. Gula
pasir
Gula berfungsi untuk memberikan rasa manis
pada produk yang dihasilka. Gula pasir yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan proses produksi merupakan gula pasir terbaik yang diimpor dari
Thailand karena gula tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan gula lokal
terutama dalam hal warna dan kesadahannya.
3. Air
Air yang digunakan oleh PT.
Sinar Sosro berasal dari air bawah tanah. Kebutuhan akan air di sekitar lingkup
perusahaan terlebih dahulu dilakukan pengolahan dalam unit pengolahan air agar
diperoleh air yang standar.
Bahan
Pengemas dan Pemasok Bahan Pengemas
1. Crown cork
Crown cork terbuat dari logam dan didalamnya
dilapisi dengan PVC. Crown cork berfungsi sebagai penutup botol agar produk
aman dari pengaruh udara luar dan dapat juga digunakan sebagai identitas suatu
produk. Crown cork dikemas dalam kardus dengan jumlah 10.000 tiap kardus.
Penyimpanannya diletakkan di gudang penyimpanan Crown cork yang luasnya
setengah dari gudang penyimpanan gula. Untuk menghindari kontak langsung antara
lantai dengan crown cork (mencegah kontaminasi), maka lantainya dilapisi dengan
pallet. Setiap pallet terdapat 45 kardus crown cork, dengan 5 tumpukan untuk
setiap palletnya. Penumpukan crown cork di dalam gudang disusun berdasarkan
sistem FIFO. Masuk dan keluarnya crown cork dari gudang dilakukan menggunakan
forklift. Crown cork ini disuplai dari PT. Indonesia Multi Colour Printing
(IMCP) dan PT. ATP.
2. Botol
Botol merupakan bahan
pengemas yang langsung kontak dengan produk. Botol yang digunakan terbuat dari
bahan kaca yang tahan panas. Volume kemasan dalam botol untuk masing-masing
produk berbeda. Volume untuk produk TBS adalah sebesar 220 ml. Sebelum botol
digunakan untuk proses produksi, botol disimpan dalam gudang peti botol (PB).
Supplier untuk botol TBS yaitu PT. Mulia Industrindo dan PT. Iglass.
3. Krat
Krat terbuat dari plastik
berwarna merah. Krat merupakan bahan pengemas yang tidak langsung kontak dengan
produk, melainkan hanya berfungsi melindungi botol supaya tidak pecah ketika
pengangkutan. Krat digunakan untuk memuat botol-botol baik botol kosong maupun
botol isi. Satu krat memuat 24 botol. Selama krat masih dalam keadaan baik,
krat tersebut masih terus dipakai.
Pada rantai pasokan hulu ini, produk
Sosro yang akan di eksport pun tetap menggunakan pemasok yang sama. Produk
harus sesuai dengan standar yang sama dengan yang ada di Indonesia walaupun di
pasarkan di Timur Tengah. Kualitas dan hasil dari produk harus tetap sesuai
standar dan diterima oleh masyarakat di Timur Tengah dengan kualitas yang baik.
Rantai
Pasokan Hilir
Downstream supply chain
meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan
akhir. Dalam pengembangan bisnisnya, PT. Sinar Sosro telah mendistribusikan
produknya ke seluruh penjuru Nusantara, melalui lebih dari 150 kantor cabang
penjualan, serta beberapa Kantor Penjualan Wilayah (KPW). Selain
mendistribusikan, kantor penjualan juga bertugas dalam penarikan kembali botol-botol
kosong (returnable glass bottle). Di
bawah kantor penjualan, selanjutnya jalur distribusi memiliki tiga tingkat:
1. Agen
/ Sub-distributor / Wholesaler yang dilingkungan Sinar Sosro disebut Dister.
2. Sub-Wholesaler,
yang sering juga disebut sub agen.
3. Retailer
(pengecer) untuk tingkat Dister dikenal Dister Aktif (DA) dan Dister Pasif
(DP). DA tidak hanya menunggu pembeli dating ke tempatnya, tapi juga
mendistribusikan produk hingga tingkat pengecer. Sedangkan DP hanya menunggu
pembeli datang ke tempatnya.
Pada level pengecer, Sosro
menyegmentasikan dalam 7 segmen (dalam istilah mereka klasifikasi outlet), yaitu
kantin atau kafe, lokasi makan, street
market, supermarket, hotel dan tempat hiburan, institusi, dan end user. Bagian
hilir Sosro di Timur Tengah dapat dilakukan dengan pendistribusian produk pada
toko-toko maupun resto di Timur Tengah dengan pemberian paket produk. Misalkan
saja, ketika konsumen membeli makanan ringan, dapat memperoleh satu botol
produk Sosro. Hal tersebut dapat menjadi tahap pengenalan bagi Sosro kepada
konsumen di Timur Tengah.
Sosro dapat menerapkan strategi
rantai pasokan dengan mengembangkan Just In Time (JIT). Kecenderungan
perusahaan untuk menerapkan strategi rantai pasokan dapat dilakukan dengan
dengan memberikan penekanan lebih pada kecepatan pasokan dan ketepatan pasokan
sesuai dengan jumlah yang akan diproduksi atau menekankan kepada efisiensi
waktu dan biaya. Sosro dapat menerapakan strategi rantai pasokan dengan cara pemilihan
suplier dari tingkat hulu sampai tingkat hilir, dan juga penggunaan JIT. Pada
setiap cabang perusahaan produksi disesuaikan dengan permintaan gudang distributor,
sehingga tidak akan terjadi kelebihan produksi. Hal itu pula menjadi salah satu
strategi perusahaan. Cabang perusahaan Sosro pun tidak hanya di dalam negeri.
Di luar negeri terdapat beberapa cabang perusahaan Sosro yang dibangun untuk
pemasaran pada beberapa negara. Sosro memang telah berekspansi ke beberapa
negara di Asia, Amerika, Eropa, dan juga beberapa negaradi Timur Tengah. Namun,
belum semua negaradi Timur Tengah mampu dimasuki oleh Sosro.
Produk PT. Sinar Sosro sudah
merambah pasar Internasional dengan upaya mengekspor produk-produk dalam
kemasan kotak dan kaleng ke beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. Sosro
dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai
pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi.
Ketersediaan (availability) menjadi
kunci sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari
pengaruh pesaing (competitor) yang berniat
menggantikan Teh Botol Sosro.
Strategi Market Entrance
Sebelum memasuki suatu pasar yang
baru, perusahaan harus juga memperhatikan mengenai market driven strategy. Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy adalah menjadikan
pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam memformulasikan strategi. PT. Sinar Sosro pada awalnya
memperkenalkan minuman siap saji dalam kemasan botol, Sosro memiliki target
pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Sosro
memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan ia kehausan pasti
membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang praktis dan mudah di dapat, berangkat
dari pengalaman ketika melakukan promo, tempat yang praktis dan aman untuk
digunakan sebagai wadah teh adalah botol.
Dalam memasuki pasar baru, perlu
adanya beberapa strategi yang harus dilakukan oleh perusahaan, diantaranya
adalah:
Segmentasi
Produk
PT. Sinar Sosro merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai
macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku
utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro
merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia yang di kemas dalam botol
dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Persaingan yang begitu ketat dari
banyaknya teh dalam kemasan botol yang beredar di pasaran. Berdasarkan data
pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh merek teh dalam kemasan botol yang beredar
di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-tee, Frestea, Tekita.
Segmentasi produk ini juga harus
dilakukan Sosro pada saat memasuki pasar Timur Tengah. Produk yang dihadirkan
Sosro harus sesuai dengan segmen yang dituju. Misalnya saja, produk teh berasa
buah lebih cocok untuk segmen anak muda, produk teh dengan gula sedikit atau less sugar untuk segmen orang tua,
begitu juga untuk jenis produk yang lain.
Targetting
Identifikasi target pasar adalah
merupakan langkah awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan
strategi pemasaran. Dalam situasi di mana konsumen menghadapi banyak pilihan,
maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk.
Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan praktis, para supir atau
pejalan kaki, sehingga diberikan kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios
yang ada di pinggir jalan. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan
target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi
yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir
pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan
perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan
kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan
pertama kali di Indonesia.
Pada pasar Timur Tengah, target
Sosro juga harus pas dan sesuai. Ketika sosro membidik sasaran anak muda, maka
produk juga harus ditempatkan di kafe ataupun mall yang banyak dikunjungi anak
muda. Produk teh botol yang ditujukan pada keluarga juga diletakkan pada
restoran-restoran keluarga, untuk teman santapan bersama keluarga. Selain itu,
produk teh tawar ataupun less sugar
dapat diletakkan di apotek maupun toko obat (selain restoran dan kafe) untuk
disediakan pada penderita diabetes, maupun orang yang sednag mengurangi
konsumsi gula. Produk sosro untuk anak muda maupun jus untuk anak juga dapat
diletakkan di taman bermain maupun taman satwa, sehingga pada saat liburan
keluarga, dapat sesuai dengan target pasarnya yaitu anak-anak.
Positioning
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh
untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada
awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh
yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan
botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing
dengan kompetitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh
akan membuat tubuh menjadi sehat, karena
teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari
Sosro.
Proses positioning ini juga dapat dilakukan Sosro di Timur Tengah. Sosro
harus mampu menempatkan produknya dengan baik, sehingga pada saat konsumen
mencari minuman, hal pertama yang diingat oleh konsumen adalah produk minuman
Sosro. Timur Tengah merupakan daerah yang beriklim panas, sehingga produk Sosro
yang dimasukkan kedalam kulkas dapat menjadi salah satu alternatif bagi
masyarakatnya ketika sedang merasa kehausan. Sosro harus mampu melakukan positioning dengan menjadi produk
minuman yang mampu memberikan kesegaran bagi konsumennya.
PENUTUP
Saat ini, seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian telah
memasuki era globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia bisnis
menjadi semakin tajam. Konsumen yang merupakan orientasi dalam suatu bisnis
merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan ini. Selain itu, konsumen juga
semakin kritis dalam memilih suatu produk atau jasa yang hendak dibeli.
Dalam hal ini Sosro mampu menjaga
kualitas produknya dan selalu menjaga ketersediaan produknya dipasaran dengan
melakukan strategi-strategi yang tepat untuk dapat bersaing, Bahan bakunya pun
dari teh yang berkualitas pilihan, karena sosro memiliki perkebunan teh
sendiri. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk Teh Botol Sosro baik
rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami perubahan sama sekali.
Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca Cola.
Sosro dituntut untuk dapat menjaga
kualitas dan terus melakukan berbagai macam strategi untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidup produknya. Sosro merupakan salah satu produk Indonesia yang
mampu bersaing ke luar negeri dan dapat memasuki pasar Timur Tengah. Hal ini
tidak terlepas dari kemampuan Sosro dalam membentuk strategi pemasaran yang
baik dilihat dari berbagai aspek, seperti strategi brand equity, promosi, harga, rantai pasokan, maupun market entrance.
DATAR PUSTAKA
Armstrong,
G., Adam, S., Denize, S., & Kotler, P. (2014). Principles of marketing. Pearson Australia.
Aaker,
D. A. (1996). Measuring brand equity across products and markets. California management review, 38(3).
Sondoh
Jr, S. L., Omar, M. W., Wahid, N. A., Ismail, I., & Harun, A. (2007). The
effect of brand image on overall satisfaction and loyalty intention in the
context of color cosmetic. Asian Academy
of Management Journal, 12(1), 83-107.
Yoo,
B., Donthu, N., & Lee, S. (2000). An examination of selected marketing mix
elements and brand equity. Journal of the
academy of marketing science, 28(2), 195-211.\
Anonim.
2010. Studi Kasus Strategi Bersaing pada PT. Sosro. http://aslam91.blogspot.com/2010/06/study-kasus-strategi-bersaing-pada-pt.html. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 17.00
Brand
Equity Teh Botol Sosro. 2010. http://klimponk.blogspot.com/2009/02/brand-equity-teh-botol-sosro.html. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 14.30
Budianto,
Eko Enggran. 2018. Berselisih dengan Karyawan, Pabrik Teh Sosro Stop Produksi. https://finance.detik.com/industri/d-3912481/berselisih-dengan-karyawan-pabrik-teh-sosro-setop-produksi. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018, Pukul 16.00
Kompas.
2014. Timur Tengah Minati Produk Makanan Indonesia. https://ekonomi.kompas.com/read/2014/03/05/0910544/Timur.Tengah.Minati.Produk.Makanan.Indonesia. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 12.50
Profil
Sosro. http://www.sinarsosro.id/about/corporate-profile. Diakses pada tanggal 31 Desember
2018. Pukul 12.05 WIB.
Prokal.
2018. Perkuat Ekspor Pasar Timur Tengah. http://kaltim.prokal.co/read/news/338494-perkuat-ekspor-pasar-timur-tengah.html. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 13.02
Pryanka,
Adinda. 2018. Pasar Arab Saudi Minati Produk Makanan dan Minuman Indonesia. https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/18/03/02/p4y626423-timur-tengah-jadi-pasar-potensial-produk-olahan-indonesia. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 13.20
Radar.
2018. Penetrasi Pasar Timur Tengah. http://radarsemarang.com/2018/07/11/penetrasi-pasar-timur-tengah/. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 12.30
https://www.pwc.com/m1/en/issues/megatrends.html. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 12.50
https://www.sisinternational.com/coverage/middle-east/. Diakses pada tanggal 31
Desember 2018. Pukul 13.40
Amazing post! Keep up the good work
BalasHapusImportance of URL Masking To Prevent From Data Collection Frauds
Everything You Need To Know About Panel Management Software
Factors To Choose Right Community Panel Management Software
What is Online Community Management Software & Its Benefits
How To Build An Efficient And Quality Panel For Conducting Research
Evolution of Research Panel & Panel Management In 21st Century
Community Panel Management
Panel Management Software
Sample Management Platform
Insight Exchange Marketplace
Thanks For Sharing
BalasHapusmarket research firm in india
best project management services by conclave research
survey hosting and programming services in india
data processing and collection services by conclave
market research consulting service in India